Etilen Glikol Pemicu Gagal Ginjal Juga Ada di Vitamin-Obat Tetes

Etilen Glikol Pemicu Gagal Ginjal Juga Ada di Vitamin-Obat Tetes

Tim detikHealth - detikBali
Sabtu, 22 Okt 2022 20:43 WIB
Wamenkes
Wakil Menteri Kesehatan RI dr Dante Saksono. Foto: Vidya Pinandhita/detikHealth
Denpasar -

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah menghentikan sementara peredaran obat sirup diduga mengandung cemaran etilen glikol (EG) yang menjadi pemicu gagal ginjal akut misterius. Wakil Menteri Kesehatan RI dr Dante Saksono mengungkap EG juga ada di vitamin dan obat tetes.

"Etilen glikol juga ada di vitamin, obat tetes. Ini (EG) adalah bahan aktif yang tidak bisa larut di dalam air," ucapnya saat ditemui di IMERI Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Sabtu (21/10/2022) seperti dikutip dari detikHealth.

Sebelumnya dijelaskan obat sirup yang diduga tercemar EG dan DEG kemungkinan berasal dari empat bahan tambahan yaitu propilen glikol, polietilen glikol, sorbitol, dan gliserin/gliserol, yang bukan merupakan bahan yang berbahaya atau dilarang digunakan dalam pembuatan sirup obat

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tapi karena propilen ini mahal, beberapa perusahaan menggunakan etilen glikol, ambang batasnya belum kita ketahui," lanjut dia.

Daftar obat-obatan yang dikonsumsi pasien gagal ginjal akut sebelum masuk rumah sakit telah dirilis oleh Kemenkes. Obat tersebut diambil dari rumah pasien yang akan diserahkan untuk diteliti lebih lanjut mengenai cemaran etilen glikol dan dietilen glikol.

ADVERTISEMENT

Biang Kerok Gagal Ginjal Akut

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkap penyebab gagal ginjal akut misterius atau Acute Kidney Injury (AKI) yang sebelumnya dikaitkan dengan obat sirup tercemar etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG). Menkes memastikan EG dan DEG pemicu gagal ginjal akut misterius anak.

Setelah dianalisis, tujuh dari 11 pasien gagal ginjal akut di RSCM positif memiliki cemaran etilen glikol dan dietilen glikol. Zat atau senyawa berbahaya yang ditemukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berisiko pada ginjal, seperti kasus yang terjadi di Gambia.

"Kita tes di anak-anak tersebut, ternyata dari anak-anak yang kita tes, yang ada di RSCM, dari 11, 7 anak positif memiliki senyawa berbahaya tadi, yaitu etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG), jadi confirmed," terang dia dalam konferensi pers Jumat (21/10/2022).

"Itu lebih dari 50 persen ini (kasus) disebabkan oleh senyawa kimia tadi, nah kita langsung cek etilen glikol, dietilen glikol itu kalau masuk ke tubuh kita kan mengubah senyawa kimia tadi menjadi asam oksalat, kalau masuk ginjal bisa menjadi kristal-kristal kecil yang sangat tajam, sehingga jika ada di balita kita ya rusak ginjalnya," terang dia.

Karenanya, langkah konservatif yang dilakukan Kemenkes RI adalah melarang penjualan obat-obat yang mungkin tercemar DEG dan EG untuk menghindari risiko kasus kematian terus bertambah.

"Jadi kalau kita diem sampai nunggu pasti, seminggu itu bisa berapa banyak yang meninggal," bebernya.

"7 dari 11 ternyata ada nyawa kimia yang tadi dari who, kalau senyawa kimia ini ada logikanya ginjalnya rusak karena gara-gara ada kristal-kristal, dibiopsi sama teman-teman RSCM confirm, ternyata ginjal-ginjal rusak karena adanya kalsium oksalat tadi yang merusak ginjalnya," pungkas dia.




(nor/dpra)

Hide Ads