Perusahaan Umum Daerah Tirta Amertha Buana (Perumda TAB) Tabanan memperkirakan ada 25 ribu pelanggan yang kesulitan memperoleh air bersih. Menyusul kerusakan instalasi penyaluran air bersih pascabanjir dan longsor yang terjadi Senin (17/10/2022).
"Kurang lebih 22 ribu sampai 25 ribu pelanggan. Ini baru estimasi ya," ungkap Direktur Utama Perumda TAB, I Gede Nyoman Wirah Adnyana, Jumat (21/10/2022).
Ia menyebutkan, untuk wilayah Kecamatan Tabanan dan Kediri saja kurang lebih ada 15 ribu pelanggan yang terdampak. Sementara untuk kawasan Tabanan barat kurang lebih lima sampai tujuh ribu pelanggan.
"Di wilayah (Tabanan) barat itu kurang lebih 70 persen masih terlayani. Tetapi 30 persennya ini yang terdampak. Selain itu ada juga yang di luar pelanggan PDAM, misalnya yang melalui Pamsimas, rupanya kesulitan juga memperoleh air," imbuhnya.
Di sisi lain, upaya perbaikan instalasi pendistribusian air terus dilakukan sampai sejauh ini. Terutama pada daerah yang menjadi sumber pasokan air bersih.
"Ada beberapa titik yang terganggu. Yang paling fatal itu di wilayah Marga. Itu (sumber air) yang melayani kawasan Kediri, Sanggulan, Abiantuwung, Buwit, sampai Beraban," jelasnya.
Gangguan yang paling berat di Marga itu terjadi pada sumber mata air Dedari. Di situ ada empat titik penampungan air baku. Namun karena diterjang banjir bandang, keempat titik tersebut rusak.
Ia menjelaskan, bak penampungan dan pipa pada sumber air Dedari hanyut diterjang banjir. Sejauh ini baru dua dari empat titik yang sudah dibenahi.
"Hari inipun masih dikerjakan (diperbaiki). Sebetulnya sudah dari dua hari lalu. Kami sudah siapkan pipa maupun tenaga yang memperbaiki. Tapi kendalanya pada cuaca. Saat bekerja tiba-tiba hujan lagi dan ada longsor susulan. Sehingga tenaga kami minggir dulu," jelasnya.
Faktor lainnya yang membuat gangguan terjadi adalah kerusakan yang muncul pasca perbaikan di tempat atau titik lainnya. Seperti dijelaskan Direktur Umum Perumda TAB, I Gede Nyoman Sapta Adi.
"Misalnya di Desa Perean Barat, Kecamatan Baturiti. Di situ ada kerusakan. Sudah selesai diperbaiki. Tiba-tiba di Desa Perean Timur yang kemudian rusak. Terus di Kerambitan misalnya. Pipa sudah selesai dilas. Tiba-tiba longsor dan patah lagi," ujarnya.
Ia menjelaskan, inventarisasi kerusakan sudah dilakukan sehari pascabanjir dan longsor terjadi. "Sekarang ini sudah terorganisasi (perbaikannya). Cuma kendalanya di faktor cuaca saja," imbuh Sapta Adi.
Mengenai kerugian, Wirah Adnyana mengaku belum bisa mengkalkulasikannya. Sebab, pihaknya saat ini masih fokus pada perbaikan instalasi perpipaan agar distribusi air baku dan air bersih ke pelanggan bisa normal kembali.
"Belum. Belum bisa kami pastikan (kerugian). Karena kami masih fokus ke perbaikan instalasi," pungkasnya.
Selengkapnya klik halaman selanjutnya
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
200 Kubik Lebih Air Bersih Disebar Pakai Mobil Tanki Per Hari
Perusahaan Umum Daerah Tirta Amertha Buana (Perumda TAB) mesti mendistribusikan air menggunakan mobil tanki menyusul kerusakan pada sejumlah instalasi sumber air dan distribusi pasca bencana banjir dan tanah longsor.
Sampai dengan Jumat (21/10/2022), pola distribusi ini masih diterapkan karena upaya perbaikan masih dilakukan. Dalam sehari, lebih dari 200 kubik air bersih didistribusikan menggunakan mobil tanki.
"Dari kami ada tiga unit mobil tanki. Kemudian ada bantuan dari Provinsi lagi dua mobil tanki BPBD (Badan Penanggulangan Bencana) dan dua pemadam kebakaran," jelas Direktur Utama Perumda TAB, I Gede Nyoman Wirah Adnyana, Jumat (21/10/2022).
Selain mobil tanki, distribusi air ini juga dibantu dengan penyebaran dua tandon air dari Kementerian Sosial (Kemensos). Salah satunya ditempatkan di Marga.
"Karena banyak juga warga yang secara swadaya (nonpelanggan) yang juga terdampak. Tidak bisa memperoleh air bersih. Karena itu Kemensos turun membantu menyiapkan tandon," sebutnya.
Ia menjelaskan, satu unit mobil tanki memiliki kapasitas sembilan kubik air. Namun, dalam sehari, satu truk bisa bolak-balik mengangkut air sampai empat kali.
"Satu mobil tanki itu rata-rata perhari bisa tiga sampai empat kali angkut air. Jadi keenam mobil itu bisa angkut 200 kubik lebih air dalam sehari. Dari pagi sampai malam. Tergantung permintaan," imbuh Wirah Adnyana.
Jangkauan layanan distribusi air bersih lewat mobil tanki ini sebagian besar ke daerah-daerah yang mengalami gangguan. Salah satunya di Kecamatan Kediri yang meliputi Desa Kediri, Sanggulan, Abiantuwung, Buwit, sampai Beraban.
Menurutnya, wilayah tersebut terganggu karena sumber pasokan air baku wilayah ini, sumber air Dedari, di Kecamatan Marga mengalami kerusakan di empat titik.
Simak Video "Era Baru Air Jakarta: Mungkinkah IPO PAM Jaya Jadi Kunci Keberlanjutan?"
[Gambas:Video 20detik]
(nor/hsa)