#PrayForBali

Pengawasan di Hulu Harus Diperketat, Jangan Asal Tebang Pohon!

Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikBali
Jumat, 21 Okt 2022 06:10 WIB
Tumpukan kayu dari Hutan Bali Barat, Jembrana terbawa banjir, Senin (17/10/2022). Foto: Istimewa
Bali -

Bencana banjir dan tanah longsor yang mengepung Bali beberapa hari terakhir, disebut-sebut karena maraknya alih fungsi lahan di Pulau Dewata. Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati tak menampiknya dan meminta pengawasan di hulu diperketat hingga tidak sembarangan menebang pohon.

Sebelumnya,Walhi Bali menyebut salah satu faktor bencana alam di Bali karena banyaknya alih fungsi lahan. Upaya pengendalian pemanfaatan ruang di Bali sangat kurang, mulai dari sistem drainase, kurangnya vegetasi di dataran tinggi atau lahan curam untuk menahan longsor.

Cok Ace, sapaan akrab Wagub Bali, pun mengaku melihat tersebut ketika meninjau lokasi banjir bandang di Jembrana. Menurutnya, antara tinggi jembatan dan sungai sebenarnya cukup, namun yang menjadi masalah adalah hanyutnya kayu-kayu besar yang diduga sudah ditebang sejak lama.

"Apabila kita melihat karakter pohon-pohon yang hanyut itu, kelihatannya sudah ditebang sekitar puluhan tahun lalu dan sebagainya. Jadi, saya mohon pengawasan lebih ketat lagi di hulu terkait itu, dan janganlah pohon-pohon ditebang-tebang seperti itu," ungkap Cok Ace, ketika ditemui di Jimbaran, Bali, Kamis (20/10/2022) malam.

Hingga hari ini #PrayForBali terus menggema di media sosial Twitter. Ribuan pengguna internet mencuitkan terkait bencana banjir dan tanah longsor yang melanda Bali beberapa hari terakhir. Mereka mendoakan agar Bali lekas pulih usai dihantam bencana hampir di seluruh wilayah.

Simak halaman selanjutnya, persiapan G20 di tengah bencana...



Simak Video "Video Kondisi Terkini Banjir di Denpasar: Jalan Rusak-Bangunan Penuh Lumpur"

(irb/hsa)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork