Banjir bandang yang menerjang wilayah Jembrana sejak Senin (17/10/2022) juga membuat 160 kepala keluarga (KK) di wilayah pesisir Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara terdampak.
Sedikitnya 10 rumah porak-poranda diterjang banjir. Sebagian rumah merupakan relokasi korban abrasi pantai.
Tercatat, dari total 10 rumah yang roboh, 7 di antaranya sudah hilang terbawa banjir. Diketahui, rumah-rumah tersebut merupakan milik warga yang pindah dari pantai karena abrasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rumah-rumah yang masih berdiri pun kerusakannya parah. Yang tersisa hanya sebagian tembok dan pondasi. Tanah yang dulu berdiri rumah, tanahnya tergerus air dan saat ini berubah menjadi genangan air.
Salah seorang warga setempat, Sulastri, 52, mengungkapkan bahwa sebelum kejadian hujan deras terjadi sejak Minggu (16/10) hingga Senin (17/10) dini hari. Air dari Sungai Tukadaya meluap pada Senin pagi akibat derasnya hujan. Alhasi, permukiman warga yang berada di sisi timur sungai terendam.
"Airnya ini dari sungai yang Tukadaya, Tidak langsung besar masuk ke sini," ujarnya Kamis (20/10/2022).
Luapan air hingga sekitar 1 kilometer ke arah timur hingga ke rawa-rawa yang berada di tengah pemukiman warga. Barang berharga hanya sebagian yang bisa diamankan, pakaian dan surat-surat berharga.
"Tingginya air segini ( se dada). Anak saya semua nyelametin cucu. Orang orang nolongin," ungkapnya.
Derasnya luapan air yang mengalir ke laut, menghanyutkan semua yang dilintasi. Padahal awalnya hanya saluran pembuangan air yang kecil, dari rumah warga ke laut. Karena derasnya air banjir, saluran air yang awalnya kecil membesar hingga menghanyutkan rumah warga yang ada di sebelah barat dan timur saluran pembuangan air yang awalnya berukuran 50 centimeter.
"Kalau yang di belakang sini tujuh rumah hanyut semua," ujarnya.
(hsa/dpra)