Anak-anak pengungsi banjir bandang di Jembrana mendapat trauma healing dari petugas Palang Merah Indonesia (PMI), Rabu (19/10/2022). Hal itu sekaligus bertujuan untuk mengobati kejenuhan anak-anak di posko pengungsian.
Pantauan detikBali di lokasi pengungsian di Balai Tempek 5, Lingkungan Biluk Poh, Kelurahan Tegal Cangkring, Jembrana, puluhan anak diajak bermain dan bernyanyi. Mereka didominasi murid sekolah dasar (SD) yang berusia 10 tahun ke bawah.
Petugas PMI Provinsi Bali Anastasia Ratih Indah Anggreni mengatakan, anak-anak di pengungsian perlu diberikan trauma healing atau penyembuhan trauma agar tidak bosan. Terlebih, mereka belum bisa sekolah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk psikososial sih sebenarnya. Karena-anak anak ini kan pasti bosan mereka di tempat (pengungsian) ini, selama dua hari. Mereka ada yang bilang bosan main HP," kata Anastasia ditemui di lokasi.
"Karena kondisi masih hujan, kita maksimalkan bermain di dalam. Ngobrol bermain," imbuhnya.
Saat diajak bercerita, kata Anastasia, anak-anak itu terlihat sangat antusias. Bahkan banyak dari mereka menceritakan dirinya diajak mengungsi akibat banjir bandang oleh orang tuanya.
"Ada yang cerita mereka lihat air sungai yang besar. Ih serem deh Tante ada yang ngomong seperti itu," kata Anastasia menirukan salah satu anak.
Kesia dan Dwi Santi, siswi kelas 4 SDN 6 Tegal Cangkring mengaku senang bisa diajak bermain bersama anak sebayanya di tempat pengungsian oleh petugas PMI. Meski sebenarnya, mereka merasa sedih lantaran seragam dan peralatan sekolah hilang diterjang banjir bandang.
"Semua hanyut oom, rumah saya juga hanyut. Buku sepatu pakaian semua ikut hanyut juga. Nggak sekolah dulu," tutur Dwi Santi ditemani Kesia.
Selain bermain dan bernyanyi, mereka juga diberikan edukasi tentang bagaimana menyelamatkan diri jika terjadi bencana. Hal itu diharapkan bermanfaat bagi mereka dan lebih tanggap saat terjadi bencana.
(iws/hsa)