Ratusan Korban Banjir Bandang Jembrana Bertahan di Pengungsian

Ratusan Korban Banjir Bandang Jembrana Bertahan di Pengungsian

I Ketut Suardika - detikBali
Selasa, 18 Okt 2022 22:45 WIB
Suasana pengungsian korban banjir di Lingkungan Biluk Poh, Kelurahan Tegal Cangkring, Kecamatan Mendoyo, Jembrana Bali, Selasa (18/10/2022) malam.
Foto: Suasana pengungsian korban banjir di Lingkungan Biluk Poh, Kelurahan Tegal Cangkring, Kecamatan Mendoyo, Jembrana Bali, Selasa (18/10/2022) malam. (I Ketut Suardika/detikBali)
Jembrana -

Hingga Selasa malam (18/10/2022) ratusan warga korban banjir bandang di Kabupaten Jembrana masih bertahan di tempat pengungsian.

Pantauan detikBali, posko pengungsian warga yang terdampak banjir berada di dua tempat yakni Desa Penyaringan di sebelah timur jembatan dan Kelurahan Tegalcangkring, barat jembatan.

Salah seorang warga Ni Made Muriati (51) ditemui detikBali di tempat pengungsian mengaku, sudah mengungsi sejak Minggu malam. Saat kejadian ia bersama suaminya I Kadek Wardana, (56) sedang berada di Denpasar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah mendengar kabar dari kakaknya ia langsung pulang dan mendapat rumahnya sudah hilang diterjang banjir. "Saya dengar info dari kakak ipar, langsung saya pulang. Rumah sudah hilang," ungkapnya.

Saat kejadian, lanjutnya, di rumah hanya ada kakak ipar. Saat itu penghuni rumah hanya bisa menyelamatkan beberapa surat berharga. Sementara yang lainnya seperti perabotan dan seluruh pakaian milik keluarga hilang terbawa banjir bandang.

ADVERTISEMENT

"Perhiasan semua hilang. Tidak sempat bawa apa apa, kakak hanya sempat mengambil surat-surat penting saja," tuturnya.

Sehingga saat ini ia bersama keluarganya hanya memakai pakaian seadanya yang masih melekat di badan selama di pengungsian. Di posko pengungsian ia bersama keluarganya tidur beralaskan tikar dan saling berhimpitan dengan ratusan pengungsi lainnya.

Kondisi tempat pengungsian yang menggunakan balai tempek dengan ruang terbuka, sehingga membuat ia merasa kedinginan pada malam hari apalagi saat ini sedang musim hujan. "Iya mau tinggal di mana lagi, harus dijalani dulu," ungkapnya.

Untuk makanan, kata Muriati, selama di pengungsian sudah semua disediakan. Bahkan tidak saja dari perhatian pemerintah, bantuan warga lain juga terus berdatangan.

Walaupun dengan keterbatasan yang ada di posko pengungsian ini, namun Kepala Lingkungan Biluk Poh Kangin I Komang Gede Swabawa mengatakan, jika selama warga mengungsi, pemerintah daerah menjamin para pengungsi tidak kekurangan.

"Kalau logistik sudah mencukupi, ada banyak bantuan dari dinas sosial, pribadi, relawan. Jadi untuk logistik aman. Untuk fasilitas kesehatan juga sudah tersedia," jelasnya.

Swabawa menambahkan, untuk posko pengungsian di Lingkungan Biluk Poh, Kelurahan Tegal Cangkring terdapat 71 KK. Dari jumlah itu, sebanyak 25 KK atau sekitar 250 jiwa baik lansia dan anak-anak, berada di posko pengungsian. Sementara, sisanya mengungsi ke rumah kerabat atau saudara.




(hsa/dpra)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads