Normalisasi Tukad Mati, Legian-Seminyak Bakal Tetap Banjir

Normalisasi Tukad Mati, Legian-Seminyak Bakal Tetap Banjir

Triwidiyanti - detikBali
Senin, 10 Okt 2022 13:08 WIB
Alat berat di Sungai Tukad Mati hari ini mulai dikerahkan untuk melakukan pengerukan pasca banjir Legian-Seminyak, Senin (10/10/2022).
Alat berat di Sungai Tukad Mati hari ini mulai dikerahkan untuk melakukan pengerukan pasca banjir Legian-Seminyak, Senin (10/10/2022). Foto: ist
Badung -

Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Badung hari ini Senin (10/10/2022) melakukan normalisasi sungai Tukad Mati pasca banjir yang menimpa pemukiman warga di Seminyak dan Legian, Kecamatan Kuta, Badung pada Sabtu (8/10/2022) lalu. Upaya normalisasi ini dengan menurunkan alat berat berupa eskavator Amfibi di kawasan Seminyak.

Menurut Kepala Dinas PUPR Badung Ida Bagus Surya Suamba, normalisasi Tukad Mati membutuhkan waktu hingga 2 bulan. Meski demikian menurutnya dengan pengerukan pun kondisi Tukad Mati jika tidak ditata dengan maksimal, kawasan wisata Legian dan Seminyak akan tetap kembali banjir.

"Dengan kita normalisasi pun dengan kondisi air hujan seperti kemarin, pada saat hujan Tukad Mati tetap akan meluap karena tidak bisa keluar ke arah laut," ucap Suamba kepada detikBali, dikonfirmasi Senin (10/10/2022).

Suamba menjelaskan, bahwa penataan sungai Tukad Mati merupakan kewenangan Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida Kementerian PU. Pada tahun 2019 memang sudah pernah ditata katanya, namun menurutnya penataan itu tidak maksimal terbukti kondisi hujan masih sering banjir di Legian dan Seminyak.

"Dari analisa kita di kabupaten dan memang sedimentasi tinggi. Analisa kita pada saat hujan deras dan drop air itu tidak bisa masuk ke laut secara cepat," bebernya.

Hal ini, jelas Suamba tidak sebanding dengan curah hujan yang ada, sehingga menyebabkan kapasitas sungai melampaui struktur yang ada dan meluber ke pemukiman.

"Ada dua alternatif kami yang bisa dilakukan, yaitu dengan membuat pompa di hilir Tukad Mati (daerah dekat Teluk Benoa) yang ada di Pateh Sari dengan membuat pompa untuk mempercepat pengaliran air di sungai menuju laut pada saat musim hujan disertai dengan peninggian air laut," papar Suamba.

"Sehingga, air sungai yang ada di tengah yaitu di daerah Legian itu bisa cepat masuk ke laut," lanjutnya.

Kedua yang bisa juga dilakukan adalah dengan membuat Retaining Basin (penampung) di hulu sehingga pada saat air curah hujan tinggi dibuatkan penampungan seperti waduk di wilayah tanah kosong. Namun, katanya tanah-tanah tersebut harus dibeli oleh pemerintah.

"Nah kebetulan lahan kosong ini sebagian tanah ini milik Badung dan Denpasar. Nah ini menurut kami pembangunannya yang perlu dibuat oleh Kementerian PU (pusat)," ujarnya

Sementara itu, Lurah Legian Putu Eka Mertini berharap dengan adanya normalisasi Tukad Mati wilayahnya tidak banjir lagi.

"Meskipun pada saat hujan nanti pasti air naik lagi, ya kita berdoa sih supaya jangan sampai banjir lagi," tegasnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT




(nor/hsa)

Hide Ads