Banjir yang terjadi pada Sabtu (8/10/2022) mengakibatkan seluruh perabotan di dalam rumah kontrakan terendam. Mulai dari kasur, pakaian, TV hingga mesin cuci.
"Ya kalau kerugian sekitar Rp7 juta kurang lebihnya. Kasur tuh masih kami jemur, jadi tidur nggak pakai kasur karena masih basah," katanya saat ditemui detikBali, Minggu (9/10/2022).
Diterangkan Khadijah, air sungai Tukad Mati mulai naik sejak Sabtu (8/10/2022) pukul 03.30 Wita.
"Itu masih enak-enak tidur, semua tetangga pada teriak banjir-banjir ya paniklah," katanya.
Ia mengaku ingin segera pindah tapi apa daya, ia belum punya uang yang cukup. Kontrakannya sendiri per bulannya Rp 700 ribu dan itu pun belum termasuk listrik.
Ia berharap kawasan Sungai Tukad Mati tidak banjir lagi dan ada solusi dari pemerintah untuk mengantisipasi terjadinya banjir. Sebab Khadijah dan keluarganya tidak punya tempat untuk mengungsi saat banjir datang.
"Ya semalam masih takut kalau hujan lagi banjir, kita mau ke mana ngungsi" keluhnya pasrah.
Banjir yang terjadi dekat sungai Tukad Mati di Gang Janji, Legian diakui Khadijah sudah menjadi langganan setiap tahun. Setiap hujan turun, Gang Janji sudah pasti akan banjir.
Pantau detikBali pada Minggu (9/10/2022) air sungai Tukad Mati sudah kembali normal. Aktivitas masyarakat pun berjalan seperti biasa. Beberapa nampak menjemur perabotan yang basah akibat banjir.
Selain itu, nampak sejumlah warga tengah memancing di pinggir sungai. Sisa-sisa sampah plastik terlihat masih berserakan di pinggir sungai.
Sebagai informasi, sungai Tukad Mati dikutip dari laman sda.pu.go.id, memiliki daerah aliran sungai (DAS) keseluruhan/ sampai muara seluas 39,43 km2, dengan panjang sungai utama 22,49 km.
Secara administratif, DAS Tukad Mati sebagian besar termasuk wilayah Kabupaten Badung dan sebagian kecil di wilayah Kota Denpasar.
(nor/hsa)