Polisi mengungkap sejumlah fakta seputar penemuan mayat satu keluarga dicor di dalam septic tank di Desa Marga Jaya, Kecamatan Negera Batin Kabupaten Way Kanan, Lampung. Dua orang ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan satu keluarga tersebut. Motifnya gegara rebutan harta warisan.
"Motifnya untuk sementara dari hasil pemeriksaan terkait harta warisan milik korban Zainudin yang di mana korban ini merupakan ayah kandung dari tersangka Erwinudin dan kakek dari tersangka Dicki Wahyu Saputra," kata Kapolres Way Kanan AKBP Teddy Rachesna, Kamis (6/10/2022), dikutip dari detikSumut.
Teddy menyebut dua orang yang diduga pelaku pembunuhan satu keluarga itu bernama Dicky Wahyudi (17) dan Erwinudin (38). Dijelaskan, kedua pelaku ini adalah anak dan ayah kandung. Keduanya juga masih memiliki hubungan keluarga dengan korban.
"Jadi kedua tersangka ini merupakan anak dan ayah kandung. Para korban ini adalah saudara tiri dan ayah serta kakek dari pada pelaku," kata Teddy.
Dilansir dari detikSumut, total ada lima korban dalam kasus ini. Empat korban ditemukan di dalam septic tank, satu lainnya ditemukan di kebun singkong. Empat korban pertama dibunuh oleh Erwin seorang diri.
"Erwin pelaku tunggal dalam pembunuhan empat korban lainnya yang berstatus ayah kandung, ibu tiri, kakak kandung serta keponakannya," terang dia.
Dia membunuh tiga korban itu dengan kapak, dan keponakannya dicekik hingga tewas. Mayat para korban kemudian dimasukkan ke dalam septic tank.
"Kemudian keempat korban dibuang ke sumur yang sudah digunakan sebagai septic tank yang berada di belakang rumahnya. Dan oleh pelaku langsung ditutup dan dicor menggunakan semen," tandasnya.
Sementara korban terakhir yang ditemukan di kebun singkong, pelakunya adalah Dicki, anak Erwin. Motifnya juga sama.
Adapun identitas para korban yaitu Zainudin selaku kepala keluarga, Siti Romlah (ibu), Wawan (anak), Juwanda (adik), dan seorang lagi anak perempuan umur 5 tahun.
Halaman selanjutnya: Berawal dari Laporan Orang Hilang...
Simak Video "Video: Olahan Jajanan Pakai Keju Rp 16 Juta di Kuliner Viral di Bali"
(iws/nor)