I Ketut Diarsa (46) seorang nelayan asal Banjar Dinas Tukad Item, Desa Seraya Timur, Karangasem bisa berkumpul kembali dengan keluarga. Sebelumnya dia mengalami musibah jukung terbalik akibat dihantam gelombang dan sempat terombang-ambing selama 6 jam di tengah laut. Akibat kejadian tersebut Diarsa sempat disuruh untuk berhenti melaut oleh anaknya.
"Kemarin begitu saya sampai di pesisir pantai, anak dan istri saya sempat menangis karena takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan kepada saya. Saat itu juga anak saya sempat menyuruh untuk berhenti melaut," kata Diarsa saat ditemui di rumahnya di Banjar Dinas Tukad Item, Desa Seraya Timur, Rabu (28/9/2022).
Tapi, keinginan anaknya tersebut tidak bisa dituruti. Karena melaut merupakan pekerjaan satu-satunya yang ia jalani dan sebagian besar masyarakat yang ada di Banjar Dinas Tukad Item merupakan seorang nelayan. Jadi Diarsa mengaku akan tetap melaut, karena apapun yang terjadi saat melaut merupakan sebuah resiko pekerjaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diarsa menceritakan awalnya saat ia pergi melaut sekitar pukul 04.00 Wita cuaca saat itu biasa-biasa saja. Tapi saat tiba di tengah lautan tiba-tiba gelombang menjadi tinggi dan angin juga berhembus sangat kencang. Sehingga membuat jukungnya terbalik.
"Ombaknya sangat tinggi hingga menghantam layar, kalau tidak kena layar mungkin jukung saya tidak terbalik. Saat jukung terbalik saya langsung berpegangan di salah satu bagian jukung," kataDiarsa.
Diarsa mengaku beruntung karena saat jukungnya terbalik, HP yang ia bawa di taruh di dalam ember yang tertutup rapat. Sehingga masih bisa digunakan untuk menghubungi saudaranya untuk meminta bantuan.
Kalau HP tersebut ia taruh di saku celana atau yang lainnya ia tidak tahu harus berbuat apa. Apalagi saat itu masih dalam kondisi gelap sehingga saat jukungnya terbalik tidak ada yang mengetahui.
"Saat itu, perasaan saya gak karuan dan sangat takut karena saya terus dihantam gelombang dan terbawa arus cukup jauh hingga membuat tenaga saya cukup terkuras tapi saya tetap berusaha bertahan sambil menunggu bantuan datang," kata Diarsa.
Simak lanjutan kisahnya di halaman berikut
Yaitu saat membalikkan jukung karena berisi cukup banyak air jadi sangat susah dibalik ke posisi semula. Tapi dengan semangat dari para nelayan yang membantunya akhirnya jukung tersebut berhasil di balik ke posisi semula.
"Setelah jukung saya berhasil di balik ke posisi semula dan air juga berhasil dikeluarkan, jukung saya akhirnya ditarik oleh 6 jukung lainnya menuju ke pesisir pantai karena mesin jukung saya rusak," kata Diarsa.
Diarsa mengaku ini merupakan yang kedua kalinya jukungnya terbalik setelah beberapa tahun yang lalu juga sempat terbalik. Tapi saat itu ia cepat mendapat pertolongan dan tidak sampai terombang-ambing cukup lama seperti saat ini.
Tapi dengan kejadian tersebut tetap membuatnya trauma apalagi ini sudah kejadian kedua tapi karena tidak ada pekerjaan lain yang ia jalani terpaksa sampai saat ini ia tetap melaut.
"Untuk saat ini saya ingin menenangkan diri dulu selama beberapa hari ke depan, sembari menunggu proses perbaikan mesin selesai. Setelah itu baru saya kembali melaut lagi," kata Diarsa.
Diarsa juga berharap bisa mendapatkan bantuan dari dinas dan juga pihak lainnya untuk biaya memperbaiki mesin dan yang lainnya karena saat ini ia belum bisa pergi melaut.
Sementara itu, menantu dari Diarsa yaitu Ni Ketut Dewi Antari mengaku sempat panik dan takut saat mengetahui mertuanya mengalami musibah jukung terbalik di tengah laut. Bahkan ia mengaku sempat menangis karena takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan terhadap mertuanya.
"Kami semua yang ada di sini sempat panik dan takut saat mengetahui kabar kalau mertua saya jukungnya terbalik. Tapi saat ditemukan dalam kondisi selamat kamu baru merasa lega. Semoga saja hal seperti ini tidak terulang lagi," kata Dewi Antari.
Simak Video "Kepala Kantor SAR Mentawai Masih Cari Satu Korban Boat Terbaik"
[Gambas:Video 20detik]
(hsa/dpra)