"Saya nggak tahu (Hari Tani) maklum orang bodoh, taunya hanya ke sawah saja," ungkapnya pria asal Banjar Kangin, Kelurahan Sempidi, Badung, ini, Sabtu (24/9/2022).
Pria berusia 64 tahun ini mengaku memiliki lahan sawah dengan luas 20 are. Nyoman Weta menekuni profesi sebagai petani baru 4 tahun.
Nyoman Weta menggarap sawahnya yang ditanami padi itu hanya untuk dikonsumsi sendiri. Sekali panen, Nyoman Weta bisa menghasilkan gabah kurang lebih 1 ton 200 kilogram.
"Saya nggak jual, kalau dijual apa yang kita pakai makan? Itu kalau dirupiahkan itu Rp 50 juta," kata Nyoman Weta.
Selain bertani, Nyoman Weta juga menjadi buruh serabutan agar dapurnya tetap bisa mengepul. Dari buruh serabutan, ia bisa mendapatkan upah Rp 100 ribu per hari. Itu pun cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya sehari-hari.
Nyoman Weta memiliki empat orang anak sudah dewasa. Dari empat orang anak itu, katanya tidak ada yang ingin menjadi petani seperti dirinya.
"Tidak ada yang mau jadi petani," katanya tertawa.
(nor/nor)