Tanggapan PDAM Jembrana soal Keluhan Warga Tagihan Air Mahal

Tanggapan PDAM Jembrana soal Keluhan Warga Tagihan Air Mahal

I Ketut Suardika - detikBali
Kamis, 22 Sep 2022 20:18 WIB
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Perumda Air Minum Tirta Amertha Jati Jembrana, I Gusti Ngurah Sumber Wijaya, Kamis (22/9/2022).
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Perumda Air Minum Tirta Amertha Jati Jembrana, I Gusti Ngurah Sumber Wijaya, Kamis (22/9/2022). Foto: I Ketut Suardika/detikBali
Jembrana -

PDAM Jembrana angkat bicara terkait tagihan air mahal yang dikeluhkan warga Melaya, Jembrana, Bali. Pelanggan yang tagihan rekening airnya naik sudah mendatangi PDAM Jembrana untuk mengeluhkan kenaikan tarif air tersebut.

Tagihan air mahal tersebut diduga karena instalasi saluran air bocor. Di samping itu, juga banyak ditemukan meter air yang mengalami kerusakan sehingga penggunaan air tidak bisa terbaca. Setelah ditelusuri, ternyata sebagian besar ada kebocoran instalasi jaringan air di rumah pelanggan.

"Kami terima keluhan dari pelanggan beberapa bulan terakhir, karena ada perbaikan sistem pencatatan digital yang menggunakan teknologi android, awalnya pencatatan water meter secara manual," kata Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Perumda Air Minum Tirta Amertha Jati Jembrana, I Gusti Ngurah Sumber Wijaya, dikonfirmasi detikBali, Kamis (22/9/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ngurah Sumber menjelaskan, perubahan sistem pencatatan ini berdasarkan saran dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Karena menurutnya, antara air yang dikeluarkan dengan pendapatan tidak sesuai.

Penyebabnya diduga karena ada kebocoran, sehingga pendapatan PDAM Jembrana lebih rendah dari air yang keluar. Kebocoran tidak hanya terjadi pada pelanggan, tetapi juga pada jaringan utama.

ADVERTISEMENT

"Potensi kebocoran sekitar 29 persen dari produksi. Pelayanan kami, diperbaiki dengan menutup kebocoran-kebocoran yang ada," jelasnya.

Menurutnya, saat ini sedang dilakukan perubahan sistem pencatatan dengan menggunakan aplikasi android. Dari hasil aplikasi pencatatan digital, ditemukan sejumlah pelanggan tercatat menggunakan air cukup banyak.

Hal ini mengakibatkan tagihan rekening air membengkak dibandingkan dari sebelumnya saat dilakukan pencatatan manual. Pelanggan dengan tagihan air tinggi, ketika dilakukan pengecekan ditemukan kebocoran pada instalasi, sehingga harus diperbaiki dan menjadi tanggung jawab pelanggan.

Ngurah Sumber menyebut, setelah penggunaan sistem pencatatan baru, ada pelanggan yang tarifnya justru turun karena pencatatan sesuai penggunaan air. "Kami siap melakukan penyesuaian tarif, kalau ada kebocoran instalasi pelanggan harus memperbaiki," tegasnya.

Data jumlah pelanggan sampai bulan Agustus 2022, sebanyak 25.240 pelanggan aktif. Dari jumlah ini, sebanyak 397.727 kubik air dikeluarkan ke pelanggan setiap bulan, dengan rata rata pendapatan sekitar Rp 2 miliar. Dan sekitar 218 pelanggan sudah dilakukan koreksi dan tarif disesuaikan.

Sementara itu, Ngurah Sumber mengaku tidak ada kenaikan tarif, beban tetap Rp 50 ribu setiap bulan. Besaran tarif per kubik air diklasifikasikan menjadi lima golongan, yakni golongan sosial, rumah tangga, instansi pemerintah, niaga, dan industri.

Selain penggunaan aplikasi pencatatan digital yang sudah berjalan, kata Ngurah Sumber, pihaknya juga akan mengganti meter ir yang rusak dan tertimbun tanah. Sekitar 1.612 buah meter air pelanggan di dua kecamatan akan diganti.

Setelah penggantian water meter ini, diharapkan tidak ada lagi keluhan pelanggan mengenai tarif dan pelayanan tidak terganggu. "Ditargetkan akhir tahun 2022 harus sudah terganti water meter yang akan dilakukan pergantian di Kecamatan Jembrana dan Kecamatan Negara," tukasnya.




(irb/irb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads