Pasca vakum kurang lebih sepuluh tahun lamanya, kini peringatan Perang Puputan Badung kembali digelar meski secara sederhana pada Selasa (20/9/2022). Ketua Panitia acara Peringatan ke-116 Perang Puputan Badung, Anak Agung Ngurah Putra Darmanuraga mengaku sebagai pewaris dari Kerajaan Badung merasa tergelitik untuk kembali menghadirkan peringatan tersebut.
"Harapan saya supaya masyarakat dan tokoh-tokoh jangan mengabaikan sejarah, karena sejarah inilah yang melahirkan kerajaan dan NKRI. Puri-puri ini sebagai pengemban budaya, karena Bali tanpa budaya enggak ada artinya," katanya ketika ditemui Catus Pata Puri Pemecutan Denpasar, Bali, Selasa (20/9/2022).
Dalam acara tersebut, pihaknya menghadirkan penampilan pecut khas Puri Pemecutan, lalu ada anak-anak yang membawa obor. Kemudian, dilanjutkan dengan penampilan dua tarian, yakni Tari Bando Daya Tita dan Tari Tedun Jagat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, juga mengajak masyarakat hingga tokoh publik untuk kembali mengingat dan merenungkan bagaimana kisah perjuangan Perang Puputan Badung, yang terjadi pada tanggal 20 September 1906.
"Kami atas nama panitia dan keluarga mohon dengan sangat agar kegiatan renungan peringatan Puputan Badung dapat diagendakan secara bersama setiap tahun dan berkelanjutan, dengan melibatkan puri-puri dan masyarakat Denpasar, serta Kabupaten Badung. Walaupun pemerintahan Kabupaten Badung kks Kerajaan Badung saat ini terbagi dua karena adanya perubahan sistem pemerintahan," tambahnya.
Sementara itu, Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara yang turut hadir dalam acara tersebut mengaku akan berkoordinasi dengan Bupati Badung terkait hal tersebut. Ia mengatakan pihaknya akan memfasilitasi perayaan Puputan Badung tahun depan.
"Karena secara de facto memang kondisi tempatnya ada di Kota Denpasar. Tentunya kami akan berkoordinasi dengan para pelingsir, baik Puri Denpasar, Puri Pemecutan, dan Puri Kesiman, sehingga mungkin paling utamanya ada apel dan bisa memperingati seperti dulu," jelasnya.
(irb/irb)