Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad) Brigjen Hamim Tohari menanggapi beredarnya foto KSAD Jenderal Dudung Abdurachman dan anggota Komisi I DPR Effendi Simbolon yang tampak saling berangkulan. Foto tersebut viral dan beredar melalui aplikasi percakapan WhatsApp.
Dilansir dari detikNews, foto yang beredar memperlihatkan Dudung dan Effendi sedang berada di area garasi sebuah rumah. Dudung dan Effendi pun saling melempar senyum dan berangkulan.
Pada foto tersebut, Dudung terlihat menggunakan pakaian dinas. Sementara Effendi mengenakan polo shirt dengan celana training dan sandal berwarna hitam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Hamim, foto yang beredar tersebut merupakan foto lama. Sebab, dalam foto itu Dudung masih berpangkat bintang dua.
"Itu foto masih bintang 2," ujar Hamim, Kamis (15/9/2022), seperti dikutip dari detikNews.
Meski begitu, Hamim mengatakan Dudung terbuka jika Effendi mau bersilahturahmi.
"Intinya Bapak Kasad akan menerima dengan terbuka jika Pak Efendi Simbolon akan bersilaturahmi," ucapnya.
Di sisi lain, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman sempat mengungkapkan rasa tidak senangnya terhadap ucapan Effendi Simbolon yang menyebut TNI seperti gerombolan. Kepada anggota Komisi I DPR itu, Dudung meminta untuk tidak asal bicara.
"Kalau tidak tahu, tidak paham tentang fakta dan bukti sebenarnya jangan asal bicara, jangan asal bicara," katanya di Bengkalis, Rabu (14/9/2022), dikutip dari detikSumut.
Dudung menilai ucapan Effendi Simbolon bukan hanya menyakiti dirinya, tapi seluruh prajurit TNI yang ada di Indonesia.
"Karena itu menyakitkan oleh seluruh prajurit," terangnya.
Meski begitu, belakangan Dudung justru mempersilakan Effendi Simbolon bertemu dengannya. Dudung mengaku kapan saja bisa bertemu Effendi.
"Saya kapan saja mau ketemu boleh saja, Pak Effendi mau datang juga silakan, kita nggak ada masalah," kata Dudung, dalam konferensi pers di Mabes TNI AD, Jakarta, Kamis (15/9/2022).
Dia kembali mempersilakan jika Effendi Simbolon ingin mendatanginya. Dia mengaku mertuanya mengenal Effendi.
"Kalau Pak Effendi mau ke sini silakan, saya kenal baik sama Pak Effendi kan temannya mertua saya itu, teman dekat," kata Dudung.
Keputusan MKD DPR Soal Polemik Effendi Simbolon
Untuk diketahui, sebelumnya Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR memutuskan menyetop perkara pelaporan terhadap anggota Komisi I DPR Fraksi PDIP Effendi Simbolon. Pelaporan itu terkait pernyataannya yang menyebut TNI seperti gerombolan dalam rapat Komisi I DPR bersama Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.
Wakil Ketua MKD DPR Habiburokhman mengatakan pihaknya tak menindaklanjuti pelaporan terhadap Effendi. Menurut Habiburokhman, permintaan maaf yang dilakukan oleh Effendi secara terbuka menjadi pertimbangan putusan MKD DPR itu.
"Teradu yang terhormat Effendi Simbolon telah melakukan permohonan maaf secara terbuka pada 14 September 2022. Teradu juga telah menyampaikan permohonan maaf dalam rapat MKD," kata Habiburokhman membacakan hasil putusan sidang etik, Kamis (15/9/2022).
"Atas dasar tersebut, dugaan pelanggaran etik terhadap teradu Effendi tidak dapat ditindaklanjuti oleh Mahkamah Kehormatan Dewan DPR RI," lanjut Habiburokhman.
Effendi kemudian menanggapi hasil putusan itu. Effendi mengatakan dia kooperatif dan mengikuti apa yang telah menjadi putusan MKD DPR.
"Saya telah mendengar amar putusan. Ini merupakan suatu putusan dari Mahkamah Kehormatan Dewan yang akan saya jadikan panduan. Saya izin untuk menerima amar putusannya untuk bekal saya, bekal keluarga saya," kata Effendi dalam rapat putusan itu.
Simak Video 'Akhir Nyanyian TNI 'Gerombolan', Effendi-KSAD Maaf-Memaafkan':