Presiden China akan Bertemu Putin Pekan Ini

FILE - Chinese President Xi Jinping, right, and Russian President Vladimir Putin talk to each other during their meeting in Beijing, China on Feb. 4, 2022. Three weeks ago, on the eve of the Beijing Winter Olympics, the leaders of China and Russia declared that the friendship between their countries has no limits. But that was before Russias invasion of Ukraine, a gambit that will test just how far China is willing to go. (Alexei Druzhinin, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP, File) — Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping dalam pertemuan di Beijing pada awal Februari 2022. (Foto: Alexei Druzhinin, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP, File)

Bali -

Presiden China Xi Jinping dikabarkan akan bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin saat kunjungannya ke kawasan Asia Tengah pada pekan ini. Momen itu disebut-sebut bakal menjadi kunjungan ke luar negeri untuk pertama kalinya bagi Xi Jinping setelah dua tahun terakhir sejak pandemi virus Corona (COVID-19) merajalela.

Dilansir detikNews dari Reuters pada Senin (12/9/2022), rencana kunjungan Xi itu juga telah diumumkan oleh otoritas Kazakhstan dan Kremlin atau kantor kepresidenan Rusia.

Pengumuman tersebut menyebutkan bahwa Xi akan melakukan kunjungan kenegaraan di Kazakhstan pada Rabu (14/9/2022) waktu setempat. Nantinya, ia akan bertemu Putin dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Kerja Sama Shanghai yang digelar di kota kuno Jalur Sutra, Samarkand, di Uzbekistan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rencana pertemuan Xi Jinping dengan presiden Rusia itu juga dikonfirmasi oleh penasihat kebijakan luar negeri Putin, Yuri Ushakov. Hanya saja, Kremlin menolak untuk menjelaskan lebih detail soal topik pembicaraan dalam pertemuan itu. Ushakov hanya menyatakan bahwa pertemuan Putin dan Xi akan 'sangat penting'.

Sementara itu, otoritas China sendiri belum mengonfirmasi secara resmi soal rencana kunjungan ke luar negeri yang akan dilakukan Xi pekan ini. Terlepas dari itu, pertemuan kedua pemimpin dinilai akan memberikan peluang kepada Xi untuk menegaskan pengaruhnya.

Demikian pula bagi Putin yang bisa menunjukkan condongnya Rusia pada Asia saat ini. Kedua pemimpin juga dinilai bisa menunjukkan oposisi mereka terhadap Amerika Serikat (AS) saat Barat terus menghukum Moskow atas invasinya ke Ukraina.