Seberapa rutin Anda mengganti oli motor? Ternyata, jarang mengganti oli motor akan berdampak buruk bagi mesin kendaraan. Padahal, menurut panduan di buku manual kendaraan, pabrikan rata-rata menyarankan penggantian oli setiap 3 ribu kilometer atau dua bulan sekali.
Dilansir dari detikOto, mesin motor ibarat tubuh manusia yang lambat laun dapat mengalami penurunan kinerja. Itulah sebabnya penting untuk rutin melakukan perawatan. Termasuk salah satunya dengan rutin mengganti pelumas.
"Seperti yang selalu saya bilang, mesin itu sama seperti tubuh kita, terus aging. Makin lama kinerjanya makin menurun. Makanya, perlu dijaga," kata General Manager Federal Oil, Rommy Averdy Saat di Jakarta Pusat, belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rommy menjelaskan, saat mesin kendaraan bekerja, ada komponen mesin yang bergesekan. Sehingga, untuk meminimalisir gesekan tersebut, perlu oli sebagai cairan pelicin.
"Nah, apa saja yang bisa terjadi kalau oli tak diganti? Itu tadi, saat metal to metal contact, yang harusnya licin, tapi (olinya) malah nggak ada. Efeknya bisa panas, piston berpotensi rusak atau silinder liner-nya sendiri tergerus," imbuhnya.
"Kalau sudah tergerus gitu, tenaganya pasti berkurang, karena kompresinya sudah ada yang loss," tambahnya.
Jika kebiasaan jarang ganti oli tersebut tak dihilangkan, kata dia, bukan tak mungkin ada kerusakan-kerusakan mesin motor yang jauh lebih parah. Bila sudah demikian, tentu biaya yang dibutuhkan untuk memperbaikinya cukup besar.
Bahkan, sering kali motor harus mengalami turun mesin. Selain uang yang habis untuk perbaikan, waktu juga terbuang.
"Makanya sebisa mungkin oli jangan sampai telat ganti. Ikuti panduan yang sudah ada saja," pungkasnya.
(iws/iws)