Mediasi bule Lebanon, Muhammad Ali dengan pemilik kos di Jalan Umalas 1, Kerobokan, Badung, Bali, berakhir damai, Kamis (1/9/2022). Meski begitu, Niluh Djelantik akan tetap melaporkan yang bersangkutan ke imigrasi dan kepolisian.
"Saya awasi dia, karena pemilik kos memaafkan yang bersangkutan saya ikuti, tapi saya akan tetap laporkan datanya ke imigrasi dan kepolisian, supaya menjadi pembelajaran buat dia. Nanti kalau dia melakukan ini lagi, bukan duduk bareng lagi tapi deportasi," ancamnya saat proses mediasi, Kamis (1/9/2022).
Ia menegaskan, meski kini masih memberikan kesempatan untuk bule Lebanon tersebut, namun pihaknya tetap akan membawa kasus ini ke imigrasi. "Kami tetap berikan datanya, karena Mbok Niluh sudah janji, datanya tertulis data paspor karena mengatakan dirinya Digital NoMad, harus clear-kan itu," tandasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, jika bule Lebanon tersebut kembali berulah, bukan lagi ancaman yang berjalan melainkan akan dikirim ke bandara. "Saya sudah kantongi paspornya dan bukti video kami sudah punya, jadi tidak ada lagi alasan kalau dia berulah," kata politisi Partai Nasional Demokrat (Nasdem).
Ia pun mengimbau kepada para pemilik kos lain supaya lebih berhati-hati. "Supaya kalau ada dia (Muhammad Ali) agar bayar di depan, ingat ya supaya dia punya rasa respect," tegasnya.
Sementara itu, I Nengah Jana dan menantunya I Nengah Sudi mengaku sudah memaafkan Muhammad Ali. Menurutnya, bule Lebanon tersebut juga sempat menjanjikan membayar kos pada 28 Agustus 2022.
"Tapi saat itu saya tolak karena takut dia mau nambah kos lagi, daripada ribet nanti. Saya juga sudah kontak bosnya Amed, supaya memberi peringatan kepada Ali. Saya kan terima dia karena dia sahabat Amed, itu teman saya orang Libanon," ujar Nengah Sudi.
(irb/irb)