Awas! Kasus HIV di Badung Tertinggi Kedua, Dominasi Usia 20-29 Tahun

Awas! Kasus HIV di Badung Tertinggi Kedua, Dominasi Usia 20-29 Tahun

Triwidiyanti - detikBali
Senin, 29 Agu 2022 18:38 WIB
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Badung I Wayan Darta
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Badung I Wayan Darta. Foto: Triwidiyanti
Badung -

Pulau Bali masuk dalam daftar 10 besar provinsi dengan tingkat penderita HIV Aids tertinggi. Kabupaten Badung menduduki peringkat kedua kasus HIV Aids tertinggi di Bali.

Dinas Kesehatan Badung mencatat saat ini ada sekitar 4646 kasus yang ditangani sejak dari tahun 1987 hingga tahun 2022. Prevalensinya cukup meningkat terutama di usia 20-29 tahun.

"Di Badung dari kumulatif dari 1987-2022 yang Aids (orang dengan keluhan sakit parah)1683 sementara HIV positif 2963 sehingga total 4646," ungkap Plt. Kepala Dinas Kesehatan Badung I Wayan Darta, Senin (29/8/2022).

Sementara trend di tahun 2022 hingga bulan Juli baik Aids dan HIV ditemukan 219 kasus dengan rincian Aids 63 kasus dan HIVnya 156 kasus.

Dari data tersebut katanya, untuk pertambahan kasus HIV dominan dari segi umur 20-29 tahun sebesar 1825 kasus.

Kemudian disusul umur 30-39 tahun sebanyak 1629 dan ketiga umur 40-49 tahun sebanyak 680 kasus. Di atas umur 50 tahun sekitar 244 kasus dan di atas 60 sekitar 50 kasus.

"Di bawah 15 tahun rata-rata di dua digit yah. Jadi melihat kondisi daripada pertambahan kasus ini cukup menyebar prevalensi meningkat kami sudah berupaya optimal dengan bekerjasama dengan faskes tingkat pertama dan kedua," tuturnya.

Dan dari jumlah total tersebut penularan paling banyak disumbang oleh kelompok pekerja, disusul PSK (pekerja seks komersial) dan ketiga ibu hamil.

Siapkan RS-Tenaga Penyuluh Hingga Tingkat Desa

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk menangani penyebaran penyakit tersebut, pihaknya sudah menyiapkan RS untuk bisa melakukan screening HIV Aids. Selain itu Dinas Kesehatan Badung telah bekerjasama dengan KPAD serta menyiapkan tenaga penyuluh Aids di tingkat desa.

Selain penyuluhan sosialisasi dan penyebaran kondom, kerjasama dengan pihak luar juga dilakukan hal ini untuk meningkatkan screening kepada pekerja yang beresiko tinggi seperti buruh bangunan, pekerja cafe dan lainnya.

Selain itu, pihaknya juga bekerjasama seperti USAID, dan yayasan swasta seperti Kerti Praja serta yang lainnya.

Dengan pihak rumah sakit, imbuhnya Wayan Darta juga mengungkap sudah melakukan kerjasama dengan semua rumah sakit yang ada di kabupaten Badung. Yakni Mangusada sebagai pusatnya yang juga telah melatih tenaga kerja untuk penanganan ilmu HIV Aids yang perkembangannya sangat cepat.

"Nah yang ODHA ini biasanya mereka nggak mau cek di kabupaten sendiri. Biasanya orang dari Denpasar datang ke Badung dan dari Badung ke Denpasar mungkin karena malu," ungkapnya.

Pembiayaan Screening-Perawatan Gratis

Bagi penderita HIV Aids, Pemerintah Kabupaten Badung membebaskan biaya baik pada saat screening pertama hingga biaya perawatan ketika pasien menderita penyakit tersebut.

"Gratis tidak ada bayar, semuanya karena kita biayanya dari APBD dan juga kita kerjasama dengan BPJS dan juga donatur," katanya.

Meski demikian diungkap Wayan Darta, jika diakumulasikan biaya perawatan penderita HIV Aids dari ringan hingga berat bisa mencapai puluhan juta.

"Minimal Rp 5 juta dan yang berat itu bisa sampai puluhan juta," ungkapnya.

Meski demikian untuk pasien Aids katanya potensi untuk hidup bisa mencapai 80 persen. Namun hal ini tergantung dari kondisi pasien.

"Sekarang ini kan banyak yang misalnya divonis positif langsung berpikir bahwa hidupnya sudah tidak lama lagi, padahal itu salah," ujarnya.

Bahkan tak jarang pasien langsung bunuh diri pasca divonis positif.

"Padahal itu salah besar ya, kemungkinan untuk hidup itu masih sangat besar jadi itu yang sekarang sedang kita sosialisasikan," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Kata Kemenkes soal Tantangan Pemberian Obat ARV Bagi Remaja Terpapar HIV"
[Gambas:Video 20detik]
(nor/nor)

Hide Ads