SD 4 Melaya di Jembrana Bali mengalami rusak berat. Karena jumlah ruang kelas terbatas, maka proses belajar mengajar digelar di ruangan terbuka.
Kelas IV dan kelas VI menggunakan lapangan parkir yang berukuran sekitar 5 x 9 meter. Tempat Parkir itu disekat dengan papan meja pingpong, kemudian dibagi menjadi dua ruangan untuk digunakan sebagai tempat belajar siswa-siswi di dua kelas.
Atas kondisi itu, Ni Komang Ayu Cipta Dewantari (12) murid kelas VI SD, mengaku ingin kembali belajar di dalam kelas. Karena selama ruangan kelas rusak, ia dan teman-temannya harus belajar di lapangan parkir sekolah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pingin banget belajar di kelas," kata Ayu Selasa (9/8/2022).
Dari pantauan detikBali di SDN 4 Melaya, kondisi bangunan sekolah mulai dari atap genteng, plafon kelas hingga kap baja bangunan gedung kelas sudah banyak yang berjatuhan.
Di sisi lain, kondisi memprihatinkan sekolah dasar (SD) 4 Melaya di Jembrana Bali, juga dikeluhkan orang tua murid. Pasalnya, 7 dari 11 ruang kelas rusak parah. Bahkan, kondisi atap ruang kelas yang rusak membahayakan, karena masih banyak murid beraktivitas di sekitar ruangan tersebut.
Salah satu orang tua murid I Wayan Adi Wirawan (42) mengaku, sangat khawatir dan takut melihat kondisi bangunan sekolah yang sudah sangat rusak parah. "Sekolah ini sangat memprihatinkan sekali. Sangat membahayakan bagi anak anak kecil," keluhnya.
Merasa jadi orang tua murid, lanjut Wirawan, dirinya kaget dengan kondisi sekolah yang sangat membahayakan para murid. Apalagi saat ini anaknya yang duduk di bangku kelas 2 SD sangat aktif dan perlu pengawasan ekstra ketika mereka bermain. Jangan sampai terjadi hal hal yang tidak di inginkan.
"Gentengnya itu sudah banyak berjatuhan, apalagi itu (kap) pakai besi sudah mulai keropos. Saya lihat bergelantungan, kalau itu jatuh mengenai kepala kan berbahaya sekali itu," kata Bapak dua anak ini.
Dia menyayangkan penanganan perbaikan sekolah sangat lambat, padahal kerusakan sudah sangat parah dan sudah sejak lama. "Mudah mudahan tidak terjadi musibah pada anak anak. Kalau itu terjadi, gurunya juga kasian. Kalau bisa, mohon segera diperbaiki," harapnya.
Kepala sekolah SDN 4 Melaya Siluh Putu Ekawati menjelaskan, dari sebelas ruangan kelas termasuk ruang guru, ada tujuh ruang kelas yang rusak parah. Sehingga sisa empat kelas itu di bagi untuk ruangan belajar. Rusaknya ruang kelas terjadi sejak tahun 2018, secara bertahap satu per satu ruang kelas rusak hingga saat ini sudah ada 7 ruang kelas rusak parah dan tidak bisa digunakan.
"Untuk kelas 4 dan kelas 6 belajar memakai tempat parkir. Iya dalam keadaan begitu lah Pak. Kalau panas dia (murid) kena panas, kalau hujan mereka kena hujan" jelasnya.
Ekawati mengaku khawatir juga dengan kondisi gedung sekolahnya yang sangat menakutkan. "Jadi setiap murid yang akan ke toilet, karena jalannya melalui gedung yang rusak, jadi mereka kami antar. Terutama anak kelas satu dan dua, yang masih kecil kecil," ucapnya.
Saat ini, jumlah anak didik di SDN 4 melaya sebanyak 96 murid. Tidak semua murid bisa dipantau satu persatu. Meski begitu, pihaknya tetap mengupayakan pengawasan ekstra bagi para muridnya sehingga tidak sampai terjadi hal hal yang tidak diinginkan.
Sementara, terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Jembrana, I Gusti Putu Anom Saputra mengatakan ada 9 sekolah dasar dari total 182 sekolah yang telah diusulkan mendapat perbaikan di tahun 2023.
Kemudian, ada 4 SMPN dari total 18 sekolah yang ada diusulkan dan satu TK di wilayah Kecamatan Melaya. Sekolah tersebut dengan kondisi rusak sedang hingga rusak berat untuk mendapat perbaikan tersebut.
"Dari 9 SD, yang kerusakannya paling parah adalah SDN 4 Melaya. Jadi kami sudah melakukan pengecekan 2 bulan yang lalu, sudah kita kaji dan sudah kita laporkan dan juga sudah kita usulkan melalui dana DAK pada 2023," kata Anom Saputra, ditemui detikBali di ruang kerjanya, Selasa (9/8/2022).
Terkait antisipasi bahaya genteng atap dan kap besi bangunan yang rusak parah di SDN 4 Melaya, pihaknya akan segera menurunkan sisa sisa meterial terutama kap besi dan genteng yang membahayakan bagi para murid.
"Penanganan awal untuk pengamanan, rencananya kita akan segera turunkan material sisa sisa genteng dan baja ringan biar tidak membahayakan masyarakat sekitar dan juga anak anak yang bersekolah di situ," pungkasnya.
(kws/kws)