Kecamatan Kubu Paling Rawan Alami Kebakaran Lahan di Karangasem

Kecamatan Kubu Paling Rawan Alami Kebakaran Lahan di Karangasem

I Wayan Selamat Juniasa - detikBali
Senin, 01 Agu 2022 23:06 WIB
Penanganan kebakaran di Kecamatan Kubu yang disebut menjadi wilayah paling rawan mengalami kebakaran lahan di Kabupaten Karangasem, Bali.
Penanganan kebakaran di Kecamatan Kubu yang disebut menjadi wilayah paling rawan mengalami kebakaran lahan di Kabupaten Karangasem, Bali. (Foto: Istimewa)
Karangasem -

Kecamatan Kubu disebut menjadi wilayah paling rawan mengalami kebakaran lahan di Kabupaten Karangasem, Bali. Kasus terbaru, lahan kering seluas 3 hektar milik I Nyoman Mangku Miarti dan I Wayan Karta di Desa Tulamben, Kubu, hangus terbakar, Minggu (31/7/2022) siang. Kendati umumnya tidak menimbulkan kerugian materi, penanganan kebakaran lahan di Kubu kerap menjadi masalah.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkartan) Kabupaten Karangasem I Nyoman Siki Ngurah membenarkan bahwa Kecamatan Kubu menjadi wilayah paling rawan mengalami kebakaran lahan. Berdasarkan data tahun 2021, kebakaran lahan di Kecamatan Kubu tercatat sebanyak 15 kasus.

"Hal tersebut karena sebagian besar wilayah yang ada di Kecamatan Kubu lahannya kering. Sehingga sedikit saja terkena percikan api maka akan langsung terjadi kebakaran," kata Siki Ngurah, Senin (1/8/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kendala yang dihadapi saat terjadi kebakaran lahan adalah proses penangannya, Terlebih, belum adanya pos Pemadam Kebakaran (Damkar) di Kecamatan Kubu. Penanganan kebakaran pun harus ditangani oleh pos Damkar Kota yang jaraknya cukup jauh dari Kubu.

"Jika terjadi kebakaran di wilayah Kecamatan Kubu, kita tidak bisa melakukan respon time kebakaran yaitu 15 menit. Karena jarak dari Kota Amlapura menuju Kecamatan Kubu itu lumayan jauh," kata Siki Ngurah.

ADVERTISEMENT

Siki Ngurah berharap, ke depan bisa dibangun satu unit pos Damkar di wilayah Kecamatan Kubu agar penanganan kebakaran bisa segera dilakukan. Terlebih ketika memasuki bulan Agustus sampai September yang diprediksi menjadi puncak musim panas dan sangat rawan terjadinya kebakaran.

"Kita terus berupaya untuk mengedukasi masyarakat dengan mendatangi langsung wilayah yang selama ini cukup rawan terjadi kebakaran," kata Siki Ngurah.

Ia menambahkan, pihaknya terus mengedukasi masyarakat terkait rawannya kebakaran lahan kering saat musim kemarau. Oleh karenanya, warga diminta untuk lebih berhati-hati dengan percikan api yang dapat memicu terjadinya kebakaran. Termasuk dengan tidak membuang puntung rokok sembarangan maupun melakukan pembakaran sampah.




(iws/iws)

Hide Ads