Nengah Sinar mengatakan bahwa saat dilahirkan anak bungsunya itu memang telah mengalami gejala. Awalnya sekujur kulit tubuhnya mengalami kemerahan. Ketika menginjak usia 2 bulan kulitnya mulai mengalami pecah-pecah hingga mengeluarkan darah. Beruntung saat itu ada warga yang mau membantu membelikan pelembab sehingga gejala kulit pecah-pecah yang dialami oleh anaknya bisa sedikit mereda.
"Sudah dari baru lahir seperti ini, waktu baru lahir itu kulitnya sudah merah-merah. Di umur 2 bulan kulitnya pecah-pecah dan keluar darah. Ada yang membantu membelikan Vaseline, dan itu dicocokin bisa reda saat itu," kata Nengah Sinar saat ditemui di rumahnya, Sabtu (23/7/2022).
Selain menyerang kulitnya, penyakit itu ternyata juga menyerang organ penglihatan Tisna. Sehingga kini penglihatan Tisna pun mengalami gangguan. Oleh karena itu dia pun tidak bisa menempuh pendidikan di sekolah akibat penglihatannya yang terganggu.
Nengah Sinar menyebut, bahwa anaknya sudah pernah dibawa ke rumah sakit sebanyak 4 kali untuk menyembuhkan penyakit yang diderita. Saat itu semua biaya ditanggung oleh Yayasan Bali Kids. Sebab dirinya merupakan keluarga yang kurang mampu. Dengan penghasilan yang tidak menentu. Sinar dan suaminya hanya bekerja sebagai buruh serabutan. Sehingga tidak setiap hari bisa mendapatkan penghasilan.
"Sudah 4 kali dibawa berobat ke rumah sakit, dan katanya ini sakit kulit dan tidak bisa diobati. Kalau matanya itu sudah tidak bisa di operasi karena di dalamnya sudah rusak. Saya tiga bulan di sana (rumah sakit)," katanya.
Sinar pun merasa kasihan dengan apa yang dialami oleh anaknya. Sebab penyakit yang diderita tidak bisa disembuhkan karena bawaan dari lahir. Selain itu ketika gejalanya kambuh Tisna sering mengeluh mengalami gatal dan kepanasan. Apabila alami gejala seperti kepanasan tisna pun harus mandi sebanyak 5 kali dalam sehari.
Setiap hari sehabis mandi Tisna wajib menggunakan pelembab supaya gejala penyakitnya tidak kambuh. Sinar pun mengaku bahwa banyak orang yang peduli dengan anaknya. Ada saja yang datang untuk memberikan bantuan bahkan pihak desa setempat juga rutin memberikan bantuan kepada mereka. Bantuan yang diberikan itu berupa sembako dan pelembab untuk anaknya. Kendati mengalami kondisi yang tidak normal, kata Sinar, anaknya tidak pernah dijauhi oleh masyarakat. malahan teman-teman sebayanya sering mengunjungi Tisna untuk diajak bermain.
"Biasa bergaul di sini, kalau anak saya nggak keluar teman-temannya yang ke sini. Saya harap semua teman-teman bisa membantu," pungkasnya.
Sementara itu, Komang Tisna Yasa mengaku bahwa dirinya sangat ingin bersekolah, namun karena penyakit yang dideritanya dan penglihatan yang sudah terganggu harapannya untuk bersekolah harus pupus. "Pengen sekolah tapi nggak bisa, teman-teman biasanya sering ke sini ngajak bermain, kalau dirumah paling senang nonton TV. Sekarang tinggal sama ibu, bapak sama kakak ipar," katanya.
(nor/nor)