Tumpek Krulut di Tabanan, Pemkab Serahkan Tali Asih ke Panti Jompo

Tumpek Krulut di Tabanan, Pemkab Serahkan Tali Asih ke Panti Jompo

Chairul Amri Simabur - detikBali
Sabtu, 23 Jul 2022 11:43 WIB
Bupati Tabanan saat menyerahkan tali asih kepada pengelola Panti Sosial Werdha Santhi dan beberapa komunitas seni saat Tumpek Krulut, Sabtu (23/7/2022).
Bupati Tabanan saat menyerahkan tali asih kepada pengelola Panti Sosial Werdha Santhi dan beberapa komunitas seni saat Tumpek Krulut, Sabtu (23/7/2022). (Foto: Chairul Amri Simabur/detikBali)
Tabanan - Perayaan rahina Tumpek Krulut di Kabupaten Tabanan dirangkai dengan penyerahan tali kasih berupa bantuan makanan ke Panti Sosial Werdha Santhi (panti jompo), Sabtu (23/7/2022). Tak hanya itu, Pemerintah Kabupaten Tabanan juga menyerahkan penghargaan kepada sejumlah komunitas seni.

Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud)Tabanan, I Wayan Sugatra, menyebutkan bahwa penyerahan taliasih itu sebagai bentuk sekala (bentuk nyata) perayaan Tumpek Krulut yang memiliki makna sebagai hari kasih sayang. Tali asih diserahkan langsung oleh Bupati Tabanan, Komang Gede Sanjaya di Wantilan Pura Dalem Purwa Kubontingguh, Desa Denbantas, Tabanan.

"Secara niskala dilakukan dengan persembahyangan di Pura Dalem Purwa Kubontingguh," jelas Sugatra.

Untuk diketahui, Tumpek Krulut dimaknai sebagai hari kasih sayang menurut tradisi Hindu di Bali. Tumpek Krulut jatuh setiap Saniscara Wuku Krulut. Sugatra menjelaskan, krulut berasal dari kata lulur yang berarti rangkaian atau jalinan.

"Karena berarti rangkaian atau jalinan, maka secara filosofis, Tumpek Krulut dimaknai sebagai hari tresna asih atau kasih sayang oleh umat Hindu di Bali," imbuhnya.

Ia menambahkan, pada prinsipnya setiap rahina tumpek memiliki makna kasih sayang secara luas. Semisal kasih sayang kepada tanam-tanaman yang diidentikkan dengan Tumpek Wariga atau Tumpek Bubuh. Begitu juga dengan Tumpek Uye sebagai ungkapan kasih terhadap binatang.

"Sedangkan (yang mendekati kasih sayang) kepada manusia, Tumpek Krulut dengan jana kerthi-nya," tegasnya.

Selain itu, saat Tumpek Krulut juga dilakukan pemujaan terhadap Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam manifestasinya sebagai Dewa Iswara. Hari ini, umat Hindu di Bali memohon taksu terhadap sarwa gamelan maupun tetanguran atau sumber bunyi-bunyian yang bersuara merdu.

"Jadi banyak juga umat Hindu di Bali yang di hari ini memaknai Tumpek Krulut sebagai Oton Gong," imbuh Sugatra.

Ia menjelaskan, sesuai Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 8 Tahun 2022, perayaan Tumpek Krulut diimbau dilaksanakan di tataran masyarakat atau rumah tangga. "Di tingkat keluarga diimbau untuk melaksanakan (perayaannya) dan sudah dilaksanakan di masing-masing merajan atau pura keluarga," pungkasnya.


(iws/iws)

Hide Ads