Seorang pria berusia 44 tahun di Bali pada awal tahun 2022 mengalami penyakit rupture dari tunica albuginea pada corpora cavernosum kanan-kiri serta corpora spongiosum. Adapun nama yang populer di kalangan masyarakat, yakni fraktur penis atau penis patah.
Dr.dr Gede Wirya Kusuma Duarsa MKes, SpU(K), FICS., (53) dari KSM/Departemen Urologi RSUP Prof Dr. I.G.N.G Ngoerah Fakultas Kedokteran Universitas Udayana menjelaskan, kronologi kasus tersebut berawal dari suara "krak" yang dialami pasien ketika sedang berhubungan suami istri. Menurutnya, hal tersebut disebabkan oleh ereksi yang dialami pasien, yakni ereksi level 5 atau ereksi yang kencang sekali.
"Tiba-tiba terjadi bandage atau tekukan atau patahan pada penis sehingga menyebabkan rupture (pecah-red) dari tunica albuginea corpora cavernosum. Mungkin pada saat itu penetrasinya tidak pas atau ada benturan yang mengakibatkan tiga corpora robek," kata Dr.dr Gede Wirya Kusuma Duarsa MKes, SpU(K), FICS., ketika ditemui di RSUP Prof Dr. I.G.N.G Ngoerah pada Senin (18/7/2022).
Menurutnya, bermacam-macam posisi berhubungan suami istri bisa sebagai penyebabnya penis patah. Namun, salah satu posisi yang sering terjadi penis patah adalah ketika posisi women on top atau wanita di atas.
Adapun kondisi pasien ketika dibawa ke RSUP, di antaranya pasien tidak bisa kencing, lalu pada bagian ujung penis terdapat darah yang menunjukkan adanya uretrografi. Kemudian bagian penis bengkak, berwarna hitam lalu pendarahannya yang lumayan banyak.
Dari pemeriksaan, diketahuilah bahwa pasien mengalami penis patah. Menurutnya, kasus ini terbilang langka karena pada umumnya kasus penis patah hanya terjadi pada corpora cavernosum dan satu sisi umumnya. Namun, untuk pasien ini, penis patah terjadi pada corpora cavernosum kiri- kanan dan corpora spongiosum.
"Umumnya yang robek itu hanya satu corpora, kadang-kadang bisa terjadi dua yang dinamakan bicorporal fraktur penis. Sementara kasus yang kami laporkan ini lebih jarang lagi terjadi karena tricorpora. Jadi, tiga corpora robek sampai corpora spongiosumnya pun robek," ungkapnya.
Ia menuturkan, dari setiap kasus penis patah dapat mengarah kepada penyakit peyronie diseases (kondisi penis bengkok). Dr.dr Gede Wirya Kusuma Duarsa MKes, SpU(K), FICS., menjelaskan, adapun penanganan yang dilakukan, yakni dengan terapi konservatif.
Kemudian itu uretrografi disambung. Berdasarkan hasil pengamatan, hasil sambungannya bagus dan setelah dilakukan uroflowmetri atau tes pancaran kencing, hasil pancaran pasien menunjukkan hasil yang bagus. Menurutnya pada saat itu, pasien dirawat inap selama satu hari
"Setelah empat minggu dioperasi, kami periksa dan ereksinya normal dan tidak ada masalah," tambahnya.
Untuk diketahui, kasus rupture dari tunica albuginea pada corpora cavernosum kanan-kiri serta corpora spongiosum di Bali ini sendiri sebelumnya telah dipublikasikan di International Journal of Surgery Case Reports 97 (2022) 107351.
Bisa Dialami Semua Usia
Dr.dr Gede Wirya Kusuma Duarsa MKes, SpU(K), FICS., dari KSM/Departemen Urologi RSUP Prof Dr. I.G.N.G Ngoerah Fakultas Kedokteran Universitas Udayana menjelaskan fraktur penis atau penis patah dapat dialami oleh pria berusia berapa pun. Menurutnya, kondisi penis patah terjadi ketika rupture dari tunica albuginea dari corpora cavernosum patah atau robek.
Hal tersebut bisa terjadi ketika tengah melakukan hubungan suami istri yang terlalu bersemangat. Lalu bisa juga terjadi pada seseorang yang melakukan masturbasi secara berlebihan. Kasus ini pun, kata Dr.dr Gede Wirya Kusuma Duarsa MKes, SpU(K), FICS., banyak terjadi oleh orang-orang yang mengalami kelainan kejiwaan.
"Siapa saja bisa mengalami ini. Salah satunya bisa terjadi pada anak-anak yang sedang tidur lalu tiba-tiba ereksi kencang dan tanpa sengaja penis tertekuk atau posisi tidur bagaimana lalu tiba-tiba pada pagi harinya penis sudah patah," ucapnya ketika ditemui detikBali di RSUP Prof.Dr. I.G.N.G Ngoerah pada Senin (18/7/2022).
Menurutnya, ciri-ciri umum terjadinya penis patah, di antaranya ketika tengah berhubungan suami istri terdengar suara "krak", muncul rasa nyeri lalu disusul dengan ereksi yang tiba-tiba hilang dan kemudian penis yang langsung bengkok.
Pertolongan Pertama yang Dapat Dilakukan
Adapun pertolongan pertama yang dapat dilakukan ketika terjadi hal tersebut, yakni dengan analgetik (golongan obat pereda nyeri), lalu bebat dan tekan dengan es dan kemudian pasien dirujuk ke rumah sakit untuk diberikan penanganan.
"Secara teori kan dalam melakukan hubungan suami-istri harus yang wajar dan hati-hati. Gerakan apapun bisa menyebabkan kasus ini. Jadi, lakukanlah hubungan seks yang normal, sehat dan dengan pasangan yang tetap. Rasanya kalau sudah seperti itu pasti akan aman-aman saja," pungkasnya.
Simak Video "Klinik Pengobatan Mak Erot Juga Bisa Tangani Keluhan Mr P Patah"
[Gambas:Video 20detik]
(nor/nor)