Pemilik sekaligus pemangku Pura Tibukleneng, di Banjar Tandeg, Tibubeneng, Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali, I Ketut Warka akan melakukan upacara melaspas pasca patung pura dirusak orang tidak kenal (OTK). Ia juga sudah melaporkan perusakan patung naga ini ke pihak kepolisian.
Dikatakan Ketut Warka, upacara melaspas digelar setelah mencari hari baik dan rencananya setelah tanggal 13 Juli 2022 mendatang.
"Saya sudah lapor sama kelian, dulu pernah lapor juga ke kepolisian. Desa semua datang saya sebagai pemilik pengempon pura ya harus diupacarai," ungkapnya saat dihubungi detikBali, Kamis (7/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihaknya hanya akan melakukan upacara melaspas agar energi yang ada di sana kembali. Sementara untuk waktunya diperkirakan setelah tanggal 13 Juli mendatang.
"Kami juga akan memperbaiki lagi, rencananya kurang lebih Rp 10 jutaan biaya perbaikan. Upacara itu kalau dulu kita hanya upacara nuntun, mecaru itu Rp 10 jutaan," ungkapnya.
Ia menjelaskan, saat kejadian perusakan pertama kali pada tahun baru lalu, tidak ada saksi yang melihat sehingga tidak bisa ditindaklanjuti. "Pengalaman kami yang dahulu sudah dicek polisi, desa kami tidak ada bukti apa-apa tidak ada yang melihat, ya kami tidak bisa apa-apa," ucapnya.
Sedangkan, perusakan patung kejadian saat ini yang diduga dilakukan anak-anak, Ketut Warka mengatakan itu tidak mungkin. Pasalnya, perusakan patung hanya bisa dilakukan dengan alat berat.
"Kalau saya pikir anak-anak gak mungkin, karena itu bisa patah hanya dengan menggunakan alat berat," tuturnya.
Pun soal pemasangan CCTV, Ketut Warka mengaku hal itu tidak memungkinkan untuk dilakukan. "Saya kan tinggalnya di Padang Lenjong kalau itu dipasang CCTV ke mana harus pasang (harus tersambung Wi-Fi), paling saya akan perbaiki lampunya karena lampunya mati," tukasnya.
(irb/irb)