Petani padi di Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem mengeluh karena tanaman padi yang mereka tanam terancam gagal panen. Salah seorang petani I Wayan Sujana (62) mengatakan bahwa padi miliknya tersebut batangnya dimakan oleh ulat sehingga membuat daunnya menguning dan mati.
"Usia tanaman padi saya ini sudah 60 hari, dan sejak beberapa hari yang lalu sudah mulai menguning padahal sudah dirabuk (dipupuk-red) dan disemprot tapi tetap seperti ini makin menguning daunnya dan mati. Sudah pasti untuk panen kali ini saya mengalami gagal panen," kata Sujana saat ditemui di sawahnya di Banjar Dinas Saren Kauh, Desa Budakeling, Rabu (6/7/2022).
Akibat dari hal tersebut, Sujana juga mengaku mengalami kerugian hingga jutaan rupiah. Sebab proses penanaman ia menggunakan jasa orang lain seperti ongkos traktor sebesar Rp 500 ribu, ongkos menanam Rp 400 ribu dan juga rabuk sebesar Rp 300 ribu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sujana mengatakan kemungkinan rusaknya tanaman padi kali ini dikarenakan akibat faktor cuaca karena sering diguyur hujan dan angin kencang. Sehingga membuat batang padinya dimakan oleh ulat sehingga membuat daunnya menguning kemudian mati.
"Saya baru pertama kali ini mengalami gagal panen sebelumnya tidak pernah. Kalau dihitung semuanya mungkin ada sekitar 1 hektare sawah yang mengalami gagal panen. Tapi sawah punya saya yang paling parah karena hampir semuanya mati sedangkan yang lain hanya sebagian saja," kata Sujana.
Akibatnya, Sujana kini memilih menyabit tanaman padinya tersebut untuk dikasih pakan ternak sapi miliknya. Selain itu ia juga berharap ada perhatian dari pemerintah terkait dengan hal tersebut supaya dicarikan solusi agar peristiwa yang sama tidak terulang tahun depan.
Sementara itu, Kabid Bidang Pengendalian dan Penanggulangan Bencana, Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Karangasem, Putu Gede Suwata Brata mengaku belum menerima laporan terkait dengan kondisi yang dialami oleh para petani yang ada di Desa Budakeling. Tapi pihaknya mengaku akan segera menurunkan petugas untuk melakukan pengecekan ke lapangan.
"Nanti akan saya instruksikan petugas untuk mengecek langsung ke lapangan supaya tahu apa penyebabnya, berapa banyak tanaman padi yang rusak dan yang lainnya. Setelah itu baru kita bisa simpulkan mengalami gagal panen," kata Suwata Brata.
Suwata Brata juga mengatakan jika tanaman padi yang rusak mencapai hektaran baru bisa disimpulkan gagal panen. Tapi jika yang mengalami kerusakan hanya beberapa are itu tidak bisa disebut gagal panen karena hal tersebut merupakan hal yang biasa bagi para petani.
"Tapi kita akan pastikan dulu ke lapangan, jika memang benar mengalami gagal panen kita akan segera carikan solusi secepatnya," kata Suwata Brata.
(nor/nor)