Kapolsek Sukasada Kompol Made Agus Dwi mengatakan pihaknya saat ini masih mendalami kasus tersebut. Tak hanya itu, kepolisian juga memburu dua teman Edi yang diduga kabur saat duel maut itu terjadi.
"Untuk yang menyerang duluan kita belum ketahui, ini masih kami dalami, dan pemeriksaan saksi masih dilakukan, dan kami juga masih mengejar kedua teman Edi," kata Kapolsek Sukasada Kompol Made Agus Dwi, Senin (4/7/2022).
Ia menjelaskan, dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi menemukan barang bukti berupa senjata tajam jenis kelewang. Namun demikian, dirinya pun belum bisa memastikan siapa yang membawa senjata tajam tersebut.
"Kita menemukan beberapa senjata tajam sejenis kelewang pisau panjang itu dan saya lihat di TKP tidak ada benda tumpul mungkin senjata tajam itu yang digunakan," imbuh Dwi.
Sebelumnya, informasi di kepolisian menyebut kasus ini berawal dari masalah antara kelompok Edi Salman yang merupakan komplotan maling. Mereka adalah residivis kasus pencurian. Sedangkan Ketut Fauzi juga merupakan residivis maling, namun sudah taubat.
Komplotan Edi Salman disebut marah terhadap Ketut Fauzi yang diduga menjadi cepu alias mata-mata polisi. Sebab, sebelum terjadi perkelahian ini, Edi Salman dan komplotannya sempat mencuri sepeda motor Honda Scoopy di jalan jurusan Singaraja-Denpasar, persisnya di Banjar Dinas Wirabuana, Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng, pada Sabtu (28/5/2022) sore.
Setelah persitiwa pencurian itu, Edi Salman pun sempat digerebek polisi di rumahnya. Namun, dia berhasil lolos. Setelah lolos dari polisi, Edi Salman dan kelompoknya pun diduga membuat perhitungan dengan Ketut Fauzi yang diduga sebagai mata-mata polisi.
(iws/iws)