.webp)
Mahasiswi di Makassar, Sulawesi Selatan, berinisial RP (21), diduga nekat melompat dari lantai 6 Gedung Grahan Pena, Kota Makassar, usai menjadi korban bully. Ia merupakan mahasiswi PKL (praktek kerja lapangan) di gedung tersebut.
Menurut keterangan Kapolsek Panakkukang Kompol Abdul Azis, peristiwa tersebut terjadi pada Rabu (29/6/2022) pukul 07.30 Wita. Disebutkan, korban langsung tewas di lokasi kejadian.
"Dia mahasiswi PKL. Masih lidik (penyebab jatuhnya), tapi perkiraan besar kemungkinan dia lompat," ujarnya, Rabu (29/6/2022), dilansir dari detikSulsel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Korban diketahui tengah menempuh pendidikan di UKI Toraja. Dan saat ini telah menjalankan PKLdi gedung tersebut selama tiga bulan, sesuai jadwal ia melakukan PKL selama enam bulan. "Korban mahasiswi UKI Toraja sudah tiga bulan PKL, jadwalnya enam bulan," ujar Kompol Azis.
Sementara itu, menurut salah satu rekan korban, CH, sebelum kejadian nahas tersebut, RP menjadi korban bully(penindasan) sejumlah temannya. "Jadi sering di-bully," ujar CH kepada detikSulsel di rumah duka, Kamis (30/6/2022).
Diceritakan CH, korban sempat terlibat masalah dengan salah seorang temannya. Namun korban justru menjadi korban bully meski sudah minta maaf atas masalah tersebut.
"Jadi dia ini mencuri uang temannya Rp 1,3 juta. Nah, temannya lapor polisi. Setelah dia tahu temannya lapor polisi, dia langsung ngaku kalau dia ambil itu uang. Makanya di situ di-bully terus dia," kata CH.
CH tak menjelaskan lebih jauh lagi apakah korban diduga nekat melompat karena masalah itu atau ada masalah lain. Namun, ia menyayangkan aksi bully yang dialami korban. "Setahu saya begitu. Makanya kita juga sayangkan kalau ada bully-mem-bully seperti itu," cetusnya.
Akibat insiden ini, sebelas mahasiswi PKL teman RP dipulangkan pihak kampus. Mereka disebut trauma akibat insiden yang dialami RP.
"Jadi mereka di sana ada 12 orang sedang melakukan magang dalam program MBKM di Graha Pena Makassar, termasuk RP. Hari ini juga kami akan tarik, pihak kampus sudah berada di sana untuk berkomunikasi dengan mereka," kata dosen pembimbing korban, Dion kepada detikSulsel.
(irb/irb)
