Sri Lanka Bangkrut, Warga Sulit Dapat BBM-Sekolah Ditutup

Sri Lanka Bangkrut, Warga Sulit Dapat BBM-Sekolah Ditutup

Tim detikFinance - detikBali
Rabu, 29 Jun 2022 16:11 WIB
Krisis ekonomi membuat warga Sri Lanka mengantre berhari-hari agar dapat membeli BBM. Selain itu warga diminta menunjukkan token saat akan membeli BBM di SPBU.
Foto: Krisis ekonomi membuat warga Sri Lanka sulit mendapat BBM di SPBU. (NurPhoto via Getty Images/NurPhoto)
Jakarta -

Sri Lanka mengalami kebangkrutan. Negara kepulauan ini dikabarkan akan menutup fasilitas sekolah dan hanya mengizinkan pasokan bahan bakar untuk layanan yang dianggap penting seperti kesehatan, kereta api dan bus selama dua minggu

Hal itu diungkapkan oleh seorang menteri, dilansir melalui Reuters, Senin (27/6/2022). Negara ini terjerat krisis ekonomi yang begitu dahsyat hingga kondisinya sangat memprihatinkan.

Juru Bicara Kabinet Pemerintah, Bandula Gunewardena mengatakan otoritas Sri Lanka akan mengeluarkan bahan bakar hanya untuk kereta api dan bus, layanan medis dan kendaraan yang mengangkut makanan, mulai Selasa hingga 10 Juli mendatang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, kata Gunewardena, sekolah di daerah perkotaan akan ditutup, dan semua orang didesak untuk bekerja dari rumah. Pun layanan bus antar provinsi juga dibatasi.

Dengan adanya pembatasan akses bahan bakar ini, berdampak besar terhadap para pengemudi transportasi umum. Pengemudi becak otomatis W.D. Shelton, mengatakan dia telah mengantre selama empat hari untuk mendapatkan bahan bakar.

ADVERTISEMENT

"Saya belum tidur atau makan dengan benar selama ini," katanya.

"Kami tidak dapat menghasilkan uang, kami tidak dapat memberi makan keluarga kami," imbuhnya.

Sebelumnya, krisis besar yang menimpa Sri Lanka ini membuat sebagian besar masyarakat, yang berasal dari berbagai kalangan, mencoba untuk keluar dari negara ini.

Pada Senin dini hari, angkatan laut setempat menangkap 54 orang mencoba pergi dengan perahu di lepas pantai timur, kata seorang juru bicara.

Di pemerintahan, kakak laki-laki Presiden Gotabaya Rajapaksa mengundurkan diri sebagai perdana menteri pada bulan lalu, setelah terjadi bentrokan antara pengunjuk rasa pro dan anti-pemerintah berubah menjadi kekerasan di seluruh negeri yang menewaskan 9 orang dan melukai sekitar 300 orang.

"Negara ini telah runtuh sepenuhnya karena kekurangan bahan bakar," katanya dalam sebuah pernyataan video. "Pemerintah telah membohongi rakyat berulang kali dan tidak memiliki rencana untuk melangkah maju," tambahnya.

Kondisi WNI di Sri Lanka

Duta Besar Republik Indonesia untuk Sri Lanka dan Maladewa, Dewi Gustina Tobing mengungkap kondisi warga negara Indonesia (WNI) yang sedang berada di Sri Lanka. Dewi menyebut saat ini ada sekitar 300 WNI yang berada di Sri Lanka.

Para WNI tersebut umumnya telah menikah dengan warga setempat. Di antaranya ada yang sebagai profesional, ada pula yang bekerja di sektor pariwisata.

"KBRI Kolombo dari waktu ke waktu terus memantau kondisi WNI yang jumlahnya berkisar 300 orang dan siaga membantu memenuhi kebutuhan pokok para WNI yang sangat membutuhkan," jelas Dewi dalam keterangan resmi, Minggu (26/6/2022) seperti dikutip dari detikFinance.

Pihak KBRI memastikan para WNI di Sri Lanka masih dapat memenuhi kebutuhan pokok di tengah krisis yang melanda negara tersebut.

"Terkait WNI di Sri Lanka, KBRI Kolombo terus berkomunikasi dan memastikan bahwa mereka masih dapat memenuhi kebutuhan pokok di tengah krisis ekonomi yang menyebabkan kelangkaan BBM, gas LPG, obat-obatan dan pangan," kata Dewi.




(kws/kws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads