Kondisi Sri Lanka Memprihatinkan, KBRI Ungkap Nasib WNI di Sana

Kondisi Sri Lanka Memprihatinkan, KBRI Ungkap Nasib WNI di Sana

Tim detikFinance - detikBali
Senin, 27 Jun 2022 06:22 WIB
A man holds a cup of tea and walks past autorickshaws waiting in a queue to fill fuel in Colombo, Sri Lanka, Friday, June 24, 2022. Sri Lankans have endured months of shortages of food, fuel and other necessities due to the country’s dwindling foreign exchange reserves and mounting debt, worsened by the pandemic and other longer term troubles. (AP Photo/Eranga Jayawardena)
Potret Terkini Setelah Sri Lanka Dinyatakan Bangkrut. (Foto: AP/Eranga Jayawardena)
Bali -

Duta Besar Republik Indonesia untuk Sri Lanka dan Maladewa, Dewi Gustina Tobing mengungkap kondisi warga negara Indonesia (WNI) yang sedang berada di Sri Lanka. Seperti diketahui, saat ini Sri Lanka benar-benar memprihatinkan dan disebut-sebut telah bangkrut. Tak hanya itu, negara di Asia Selatan itu juga sedang kekurangan komoditas makanan hingga bahan bakar minyak (BBM).

Dewi menyebut saat ini ada sekitar 300 WNI yang berada di Sri Lanka. Para WNI tersebut umumnya telah menikah dengan warga setempat. Di antaranya ada yang sebagai profesional, ada pula yang bekerja di sektor pariwisata.

"KBRI Kolombo dari waktu ke waktu terus memantau kondisi WNI yang jumlahnya berkisar 300 orang dan siaga membantu memenuhi kebutuhan pokok para WNI yang sangat membutuhkan," jelas Dewi dalam keterangan resmi, Minggu (26/6/2022) seperti dikutip dari detikFinance.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pihak KBRI memastikan para WNI di Sri Lanka masih dapat memenuhi kebutuhan pokok di tengah krisis yang melanda negara tersebut.

"Terkait WNI di Sri Lanka, KBRI Kolombo terus berkomunikasi dan memastikan bahwa mereka masih dapat memenuhi kebutuhan pokok di tengah krisis ekonomi yang menyebabkan kelangkaan BBM, gas LPG, obat-obatan dan pangan," kata Dewi.

ADVERTISEMENT

Dilansir dari detikFinance, krisis yang dihadapi Sri Lanka kali ini telah menimbulkan kesengsaraan yang meluas dan terburuk sejak merdeka dari Inggris pada 1948. Sri Lanka kini sedang terperosok dalam krisis ekonomi yang dalam setelah tidak mampu membayar utang luar negeri senilai US$ 51 miliar atau Rp 754,8 triliun (kurs Rp 14.800).

Ada banyak faktor penyebab Sri Lanka dilanda kebangkrutan. Salah satunya adalah saat akhir 30 tahun perang saudara pada 2009, Sri Lanka memilih lebih fokus pada pasar domestik daripada mengekspor ke luar negeri. Hal itu menyebabkan pendapatan dari ekspor rendah, sementara tagihan impor terus bertambah.

Peliknya situasi di Sri Lanka membuat ratusan ribu warga dilaporkan mulai berbondong-bondong meninggalkan negaranya. Hal itu terkuak dari melonjaknya permintaan paspor. Dalam lima bulan pertama 2022, pihak imigrasi setempat dilaporkan telah mengeluarkan 288.645 paspor. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang hanya mengeluarkan 91.331 paspor.

Simak video 'Sri Lanka Gagal Bayar Utang Luar Negeri Rp 729 Triliun, Bangkrut!':

[Gambas:Video 20detik]



(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads