Kapal kandas sekitar pukul 04.00 WITA. Penumpang mulai dievakuasi sekitar pukul 05.00 WITA. "Penanganannya memang lambat. Kita nunggu ada sejam lebih baru dievakuasi. Sudah panik (penumpang-red). Dari perusahaan kapal datang sudah siang," jelasnya.
Roziky menilai pihak kapal kurang sigap dan kurang waspada terkait antisipasi jika terjadi peristiwa seperti kapal kandas. Ke depan, ia berharap ada perbaikan manajemen pelabuhan sebagai antisipasi kejadian darurat agar tidak ada korban berikutnya.
Saat ini, para penumpang hanya bisa menunggu kapan kapal akan dievakuasi karena kendaraan masih berada di dalam kapal. "Perusahaan bilang menunggu (air laut-red) pasang," ungkapnya.
Sementara itu, Koordinator Satuan Pelaksana (Korsatpel) Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Pelabuhan Gilimanuk I Nyoman Sastrawan menyampaikan, kapal sempat ditarik dengan kapal tugboat sekitar pukul 10.00 WITA, karena air surut gagal menarik kapal yang kandas. Penarikan kapal akan diupayakan lagi jika air laut sudah mulai pasang.
"Evakuasi kapal menunggu air pasang. Karena hari ini memang tidak bisa, mungkin menunggu. Kalau tidak nanti malam, besok pagi airnya pasang," pungkasnya.
Sebelumnya, KMP Nusa Dua mengalami mati mesin dan kandas di Perairan Selat Bali, Minggu (26/6/2022). Kapal tersebut berangkat dari Pelabuhan Ketapang sekitar pukul 2.00 WITA. Sekitar satu jam berlayar di Selat Bali menuju Pelabuhan Gilimanuk, tiba-tiba kapal tersebut mati mesin sehingga tidak bisa melanjutkan pelayaran.
(nor/nor)