Kisah Alumni SMA Bali Mandara, Terbantu Biaya Sekolah-Masuk PTN

Kisah Alumni SMA Bali Mandara, Terbantu Biaya Sekolah-Masuk PTN

Made Wijaya Kusuma - detikBali
Minggu, 19 Jun 2022 20:04 WIB
Potret  Luh Putu Angreny, Alumni SMA Bali Mandara asal Desa Tegallinggah, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali bersama dengan keluarga.
Foto: Potret Luh Putu Angreny Alumni SMA Bali Mandara asal Desa Tegallinggah, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali bersama dengan keluarga. (istimewa)
Buleleng -

Luh Putu Anggreny merupakan salah satu alumni angkatan ke-8 di SMA Bali Mandara. Setelah menyelesaikan pendidikan di jenjang SMA, kini dirinya diterima di salah satu perguruan tinggi negeri (PTN) di Buleleng.

Anggreny bukanlah berasal dari keluarga yang berkecukupan secara materi. Ayahnya yakni Komang Merta hanya bekerja sebagai buruh tani, dengan penghasilan 750 ribu per bulan. Penghasilannya itu digunakan untuk memenuhi segala kebutuhan rumah tangga dengan jumlah 4 orang dalam keluarganya.

"Saya dua bersaudara, anak pertama. Kalau orang tua itu kerja sebagai buruh tani, dengan penghasilan Rp 750 ribu per bulan, kondisi rumah itu dulu masih memakai rotan (bedeg) kalau sekarang sudah dengan batako" terangnya saat ditemui di rumahnya di Banjar Dinas Bukit Sari, Desa Tegalinggah, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali, Minggu (19/6/2022)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lulus dari SMA Bali Mandara, biaya kuliah, tentunya menjadi kendala bagi anggreny untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Mengingat penghasilan orang tuanya mungkin hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, terutama untuk makan.

Padahal anggreny terbilang sebagai siswa yang cukup berprestasi disaat ia mengenyam pendidikan di jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP). Bermacam-macam perlombaan pun sering diikutinya, terutama lomba matematika.

ADVERTISEMENT

Walaupun dengan segala keterbatasan ekonomi yang dialaminya, siapa sangka kini anggreny bisa melanjutkan pendidikannya hingga ke jenjang perguruan tinggi. Tentu hal itu tak lepas dari peran SMA Bali Mandara yang mengantarkannya berhasil meraih beasiswa.

Anggreny kini tercatat sebagai mahasiswa aktif di salah satu perguruan tinggi negeri (PTN) di Bali Utara, dengan masuk jurusan Ilmu Komunikasi sesuai dengan cita-citanya yang ingin menjadi seorang jurnalis. "Untuk sekarang anggreny masih semester 2 di STAHN Mpu Kuturan Singaraja, Kuliah di sini dapat (beasiswa) bidikmisi," katanya.

Sebagai mahasiswa yang memperoleh beasiswa bidikmisi, kegiatannya terbilang cukup padat di lingkungan kampus. Sebab mahasiswa bidikmisi di kampusnya diwajibkan untuk aktif dalam bidang akademik dan organisasi. Selain aktif berorganisasi saat ini, Anggreny juga ikut menjadi relawan mengajar.

"Karena Anggreny anak Bidikmisi yang notabene di STAH dilarang bekerja. Jadi lebih aktif di akademik dan organisasi saja di kampus dan di luar kampus" ujarnya.

Sementara itu, ayah Anggreny, Komang Sumerta, merasa bersyukur anaknya bisa diterima di SMA Bali Mandara. Di mana setelah lulus dari SMA Bali Mandara, anaknya bisa diterima dengan bantuan beasiswa di perguruan tinggi negeri di Buleleng.

Sumerta bercerita bahwa dulu dirinya tidak pernah berpikiran jika anaknya bisa mengenyam pendidikan tinggi seperti sekarang ini. Mengingat keterbatasan ekonomi yang dialaminya.

Namun setelah anaknya mengenyam pendidikan di SMA Bali Mandara, ia pun mengetahui tentang pentingnya pendidikan untuk menunjang masa depan. Menurutnya, Provinsi Bali seharusnya bangga memiliki sekolah seperti SMA Bali Mandara. Karena tidak banyak sekolah yang mau membiayai secara penuh seorang siswa, apalagi dari kalangan ekonomi kurang mampu.

"Saya sangat bersyukur dulu anak saya diterima sekolah di sana. Jujur dengan adanya anak saya di sana, tanggungan saya setiap bulan sedikit lebih ringan, karena di sana semuanya dia dapat, mulai dari makan, dan kebutuhan lainnya. Saya juga rasa anak saya tidak akan kekurangan makan di sana. Kalau di rumah mungkin saja pernah tidak makan," jelasnya.

Dirinya pun berharap agar ke depannya banyak sekolah serupa seperti SMA Bali Mandara yang didirikan di Bali. Agar keluarga dari kalangan ekonomi kurang mampu seperti keluarganya bisa mengenyam pendidikan yang memadai.

"Saya sangat berterimakasih pada Pemerintah Provinsi Bali karena sudah membangun sekolah seperti Bali Mandara," tukasnya.

Di tempat terpisah, Kelian Banjar Dinas Bukit Sari Desa Tegallinggah, Ali Mansur mengatakan bahwa warganya atas nama Luh Putu Anggreny memang layak memperoleh beasiswa pendidikan di SMA Bali Mandara.

Melihat kondisi ekonomi yang memang kurang mampu. Dahulu rumah yang ditempati oleh warganya itu masih menggunakan bedeg, namun beberapa tahun lalu sudah direnovasi karena mendapat bantuan bedah rumah dari pemerintah.

"Memang layak dapat sekolah disana, karena memang dari keluarga kurang mampu, dulu rumahnya memang dari bedeg tapi sekarang sudah dinding batako walaupun belum disemen," pungkas Ali.




(kws/kws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads