Cerita Warga Raup Cuan dari Lahan Parkir Saat Pesta Kesenian Bali

Pesta Kesenian Bali 2022

Cerita Warga Raup Cuan dari Lahan Parkir Saat Pesta Kesenian Bali

I Wayan Sui Suadnyana - detikBali
Sabtu, 18 Jun 2022 17:57 WIB
Warga mencari cuan dengan memanfaatkan halaman rumah sebagai tempat parkir pengunjung PKB.
Warga mencari cuan dengan memanfaatkan halaman rumah sebagai tempat parkir pengunjung PKB. Foto: I Wayan Sui Suadnyana
Denpasar -

Momentum Pesta Kesenian Bali (PKB) yang setiap tahun digelar di Taman Budaya Provinsi Bali atau Art Center dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk meraup keuntungan atau cuan. Salah satu caranya, warga memanfaatkan halaman rumah untuk menjadi tempat parkir bagi pengunjung.

Upaya itu salah satunya dilakukan oleh I Wayan Jendra yang memiliki rumah tepat di sebelah selatan Art Center. Keponakan I Wayan Jendra yang kebetulan berjaga di lokasi mengungkapkan bahwa halaman rumah tersebut telah dimanfaatkan sebagai tempat parkir pengunjung kurang lebih sejak enam tahun lalu.

"Ya sekitar 6 tahun (dimanfaatkan sebagai tempat parkir saat PKB)," kata keponakan Wayan Jendra, Putu Aditya Maesa Putra (17) saat ditemui detikBali di sela-sela tugasnya mengelola halaman rumah tersebut sebagai tempat parkir pengunjung PKB, Sabtu (18/6/2022).

Maesa mengatakan, dirinya diberikan wewenang oleh pamannya Wayan Jendra untuk berjaga di sana.



"Kalau di sini, kalau saya ya sudah enam tahun dibilang. Sebenarnya pamannya yang punya, tapi saya yang jaga-jaga biasanya. Saya dikasih wewenang. Saya disuruh jaga," jelasnya.

Ia tak sendiri, melainkan bersama sanak keluarga lainnya. Total ada sebanyak delapan orang yang terlibat. Hanya saja berjaga dilakukan secara bergilir.

"Ya keluarga lah, (yang mengelola), sekeluarga. Kalau siang itu biasanya kadang berdua, kadang berempat. Kalau malam itu beda lagi yang jaganya. Tapi saya ikut bantu juga yang malam. Biasanya berdua atau bertiga," ungkapnya.

Maesa mengatakan, ide mengenai pemanfaatan halaman rumah untuk dijadikan tempat parkir pengunjung PKB berasal dari pamannya. Namun dirinya mengaku tidak mengetahui secara pasti alasan pamannya. Kemungkinan ide itu muncul karena pengunjung PKB sulit mencari tempat parkir.

Dirinya juga mengaku sering melihat pengunjung PKB yang kesulitan mencari tempat parkir kendaraan, terlebih pada malam hari. Saat parkir di tepi jalan penuh, pengunjung biasanya memarkirkan kendaraan, terutama sepeda motor di rumah warga.

"Wih sering (melihat pengunjung kesulitan mencari parkir), terutama malam hari. Biasanya kalau di sana (parkiran pinggir jalan) penuh, di sini dia (parkirnya). Ya di jalan itu penuh, di sini atau di rumah yang lain (parkirnya)," jelas Maesa.

Kantongi Hingga Rp 500 Ribu per Hari

Halaman rumah milik I Wayan Jendra bisa menampung sepeda motor sekitar 50 unit. Sejauh ini, baru parkir sepeda motor saja yang diakomodasi. Sebab, halaman rumah tidak cukup untuk menampung roda empat.

Pengunjung yang parkir di halaman rumah tersebut dikenakan biaya Rp 5 ribu per sepeda motor. Maesa menyebut bahwa harga ini sama dengan yang ada di rumah-rumah lain. Dengan harga Rp 5 ribu, pengunjung yang membawa kendaraan tersebut bisa menitipkan motornya selama mungkin. Bahkan hingga gelaran PKB telah selesai pada malam hari.

"Kalau di sini bisa 50 motor lebih. (Roda) empat nggak bisa ke sini. Rp 5 ribu sesuai standarnya. Yang lainnya juga Rp 5 ribu biasanya," ujarnya.

Dengan harga Rp 5 ribu per unit, timnya bisa memperoleh pendapatan bahkan sampai Rp 500 ribu dalam sehari jika dalam situasi ramai. Jika PKB sepi kunjungan, pendapatan biasanya berkisar di angka Rp 300 ribu.

"Kalau dari siang sampai malam tergantung acaranya juga. Kalau misalnya ramai sekali Rp 500 ribu atau Rp 400 ribu itu bisa. Misalnya ya acara nggak begitu menarik 300 itu bisa," ungkapnya.

Menurut Maesa, ada beberapa keunggulan yang bisa didapatkan pengunjung PKB jika memarkir kendaraan di halaman rumah yang dikelola olehnya. Salah satunya dari segi keamanan, seperti helm yang rawan hilang. Kemudian, di halaman rumahnya ada parkir di bawah atap sehingga motor lebih terlindungi dari cuaca.

"Kalau keamanan di sini bisa dibilang lebih unggul dari pada di (pinggir) jalan. Misalnya kayak helm gitu kan sudah pasti aman. Juga dari hujan gitu misalnya, kan biasanya di sini-sini nggak kena hujan atau yang di garasi. Lebih aman lah, dan lebih terlindung dari juara," kata dia.

Selama ini, tutur Maesa, tidak ada keluhan dari pengunjung PKB jika motornya di parkiran di halaman rumah yang dikelola oleh keluarganya itu. Sebab, penitipan di sana lebih aman. Pengunjung PKB yang takut helmnya hilang bisa dititipkan di ruang laundry keluarga pemilik rumah.

"Kalau misalnya ada yang takut helmnya kenapa-kenapa nanti bisa dititipkan di sana di laundry," ucap Maesa.

Sementara itu, pantauan detikBali di lokasi, halaman rumah tersebut sudah mulai terisi parkir sepeda motor pengunjung mulai pukul 15.00 WITA. Pengelola yang bertugas mengarahkan setiap pengunjung PKB yang hendak parkir. Mereka membayar biaya parkir di awal sehingga pada saat pulang tinggal mengambil motornya saja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT




(nor/nor)

Hide Ads