Tower Setinggi 1.636 Meter Bakal Dibangun di Pegayaman Buleleng

Tower Setinggi 1.636 Meter Bakal Dibangun di Pegayaman Buleleng

I Wayan Sui Suadnyana - detikBali
Selasa, 31 Mei 2022 23:21 WIB
I Wayan Koster
Gubernur Bali I Wayan Koster (Foto: dita/detikcom)
Denpasar -

Tower atau menara setinggi 1.636 meter dibangun di Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali. Tower tersebut disebut-sebut bakal multifungsi, salah satunya sebagai obyek wisata yang memiliki restoran 360 derajat.

Obyek Wisata Taman Teknologi Turyapada Tower KBS 6.0 Kerthi Bali tersebut sebenarnya dibangun untuk menangkap siaran televisi untuk masyarakat sekitar. Turyapada Tower dibangun dengan tinggi 115 meter pada ketinggian 1.521 meter di atas permukaan laut sehingga ketinggian total menjadi 1.636 meter.

"Turyapada Tower kalau jadinya sih sebenarnya untuk jangkauan siaran Buleleng karena blank spot. Kalau enggak pakai antena parabola enggak bisa nangkap siaran TV, termasuk desa saya," kata Gubernur Bali, I Wayan Koster saat bertemu dengan pelaku pariwisata di Taman Werdhi Budaya Art Centre, Denpasar, Selasa (31/5/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Koster menuturkan, karena dirinya dahulu merupakan anggota DPR, ia bisa memakai antena parabola untuk menangkap siaran televisi. Situasi berbeda justru dialami oleh masyarakat Buleleng lainnya yang tidak punya antena parabola. Mereka tentu tidak bisa mengakses siaran televisi.

Kemudian saat maju sebagai Gubernur Bali, masyarakat di Kabupaten Buleleng meminta dua hal kepada Koster, yakni pembangunan jalan pintas (shortcut) dan juga pemancar televisi. "Jadi janjinya waktu itu karena masyarakat meminta satu yang diminta shortcut, yang kedua adalah pemancar supaya bisa menangkap siaran, sedang dibangun," ujar Koster.

Koster: Terlengkap di Dunia

Sebenarnya, tutur Koster, jika hanya membangun pemancar saja, nominal yang dibutuhkan untuk proyek tersebut hanya mencapai Rp 10 miliar. Namun, Koster memilih membangun tower yang multifungsi. Koster menyebut pembangunan tower ini terinspirasi dari Menara Eiffel, Toronto Tower, Macau Tower dan sebagainya

"Kalau hanya pemancar saja, anggarannya Rp 10 miliar, tapi saya tidak membangun pemancar yang biasa, tower yang biasa. Sudah, mumpung bikin tower, bikin tower yang bagus sekalian, terinspirasi oleh menara Eiffel, Tokyo tower, Toronto tower, Macau tower dan yang lainnya. Di Indonesia belum ada," tuturnya.

Pada bagian paling atas dari Turyapada Tower berfungsi sebagai pemancar untuk menangkap siaran televisi. Pemancaran siaran televisi pada tower ini nantinya akan menjangkau 80 persen di wilayah Kabupaten Buleleng, Kabupaten Jembrana dan Kabupaten Karangasem.

Kemudian di bawah pemancar terdapat planetarium. Di bawahnya lagi terdapat restoran putar 360 derajat. Koster menyebut, keberadaan restoran putar 360 derajat itu terinspirasi dari sebuah bangunan hotel di Singapura.

"Di bawahnya (pemancar) ada planetarium, di bawahnya ada restoran putar 360 derajat. Karena dulu pernah saya ke Singapura, hotel di puncaknya itu, di atasnya itu, di atasnya itu ada restoran yang muter. Dari situ kebayang saya," terangnya.

Tak hanya itu, pembangunan Turyapada Tower juga bakal diisi dengan sky walk berupa jembatan kaca. Melalui berbagai fasilitas yang dihadirkan, Koster mengklaim bahwa Turyapada Tower memiliki fasilitas paling lengkap di dunia sehingga bisa menjadi destinasi wisata baru.

"Terlengkap di antara tower yang ada di dunia. Gak ada yang ngalahin. Jadi itu akan jadi destinasi baru pariwisata. Orang-orang pasti akan banyak ke sana. Saya punya survei, Menara Eiffel, Tokyo Tower, Macau Tower itu tiap hari pengunjungnya banyak," sebut Koster.

"Monas itu aja ada pengunjung, apalagi untuk tower. Jadi itu (Turyapada Tower) sebagai destinasi wisata baru sekaligus juga menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru menyeimbangkan perekonomian antara wilayah di Bali," paparnya.




(iws/iws)

Hide Ads