Nama Bupati Tabanan, I Komang Gede Sanjaya dicatut dan digunakan sebagai nama akun di media sosial Facebook. Kemunculan akun tersebut membuat pegawai di lingkungan Pemkab Tabanan resah. Terlebih, pemilik akun mengiming-imingi promosi jabatan kepada para pegawai atau aparatur sipil negara (ASN) di Pemkab Tabanan.
Selain itu, pemilik akun palsu itu juga meminta calon korbannya untuk memotret SK yang dimilikinya. Karena akun palsu itu pula, Senin (30/5/2022), pegawai di lingkungan Pemkab Tabanan sampai dua kali apel. Paginya apel rutin akhir bulan. Sorenya, menjelang jam pulang kerja pada 15.30 WITA, mereka apel untuk sosialisasi Surat Edaran Nomor 800/1986/BKPSDM tentang Administrasi Kepegawaian.
Apel itu tidak hanya berlangsung di lingkungan Sekretariat Daerah (Setda), tetapi di seluruh organisasi perangkat daerah seperti dinas dan badan. Ada tiga poin yang disampaikan dalam surat edaran yang ditandatangani langsung oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Tabanan, I Gede Susila, tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Poin pertama menegaskan bahwa seluruh jenis pelayanan kepegawaian pada Pemkab Tabanan termasuk pengadaan, pengangkatan, mutasi, promosi, pemberhentian, kenaikan pangkat, dan administrasi kepegawaian lainnya tidak dipungut biaya apapun atau gratis.
Poin kedua menyebutkan, bila terdapat informasi dari pihak yang mengatasnamakan pimpinan atau ASN di lingkungan Pemkab Tabanan dan meminta imbalan terkait proses layanan seperti tertera pada poin pertama, diminta untuk segera melaporkannya ke Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM).
Poin ketiga, informasi dan proses pelayanan kepegawaian pada Pemkab Tabanan dapat diakses melalui link https://linktr.ee/BKPSDM_TABANAN.
"Iya dua kali apel hari ini. Karena kebetulan ada hal urgent yang harus disampaikan kepada seluruh pegawai," jelas Kepala BKPSDM Tabanan, I Made Kristiadi Putra saat dikonfirmasi.
Ia menyebutkan, keberadaan akun palsu itu diperkirakan sudah ada sejak sebulan terakhir. Bahkan aksi penipuan yang dilakukannya diduga gencar dilakukan dalam dua pekan terakhir ini. "Banyak teman-teman ASN yang menerima pesan, paling banyak melalui Facebook Messenger, yang mengatasnamakan bupati secara pribadi," ungkap Kristiadi. (*)
(iws/iws)