Suka Duka Perajin Arak Karangasem, Kini Galau Karena Paceklik Tuak

Suka Duka Perajin Arak Karangasem, Kini Galau Karena Paceklik Tuak

I Wayan Selamat Juniasa - detikBali
Selasa, 24 Mei 2022 16:14 WIB
I Komang Merta salah satu perajin arak tradisional yang ada di Kabupaten Karangasem.
I Komang Merta salah satu perajin arak tradisional yang ada di Kabupaten Karangasem. (Foto: I Wayan Selamat Juniasa/detikBali)
Karangasem -

Petani arak tradisional di Karangasem, Bali, sempat mengeluh lantaran maraknya peredaran arak fermentasi atau arak gula pasir. Penjualan arak Karangasem sempat anjlok.

Perlahan, petani atau perajin arak Karangasem kembali menggeliat setelah produsen dan peredaran arak gula itu ditertibkan.

Hal tersebut diakui oleh salah satu perajin arak tradisional asal Desa Gegelang, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, I Komang Merta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengaku, saat ini penjualan arak tradisional miliknya sudah mulai meningkat jika dibandingkan dengan sebelumnya.

"Harganya sudah mulai mengalami peningkatan sejak satu bulan yang lalu. Pembeli juga sudah mulai ada," kata Merta, Selasa (24/5/2022).

ADVERTISEMENT

Merta mengatakan, saat ini harga arak Karangasem juga mulai meningkat. Satu jerigen arak tradisional (9 liter) kualitas sedang berkisar antara Rp 130-150 ribu.

Sedangkan untuk arak tradisional kualitas terbaik harganya mencapai Rp 200 ribu per jerigen.

Namun demikian, saat harga arak tradisional mulai meningkat, para petani arak justru kembali galau karena tuak (bahan pembuatan arak tradisional) sedang mengalami paceklik akibat cuaca panas.

Akibat paceklik tuak tersebut, para petani arak tradisional yang biasanya mulang (mengubah tuak menjadi arak) setiap 2 hari sekali kini menjadi 4 hari sekali saja.

"Meskipun mengalami paceklik tuak saat ini tapi tetap kita syukuri karena harga arak tradisional sudah mulai mengalami peningkatan. Saya juga berharap agar terus mengalami peningkatan seperti dulu," kata Merta.

Sementara itu Kepala Diskoperindag Kabupaten Karangasem I Made Loka Santika mengatakan terkait dengan pemasaran arak tradisional pihaknya sudah melakukan beberapa upaya agar mensejahterakan para perajin arak di Bumi Lahar.

Salah satunya adalah dengan melakukan penertiban terhadap para produsen arak fermentasi atau arak gula pasir yang selama ini menjadi momok bagi para perajin arak tradisional.

"Dari hasil pemantauan yang kita lakukan di lapangan semenjak arak fermentasi ditertibkan, saat ini harga arak tradisional Karangasem sudah mulai ada peningkatan harga. Pembeli juga sudah mulai tapi masih pembeli lokal," kata Loka Santika.

Loka Santika menjelaskan, kadar alkohol arak tradisional yang baik untuk dikonsumsi antara 30-35 persen dan dikonsumsi secukupnya.

Jangan pula minum arak berlebihan karena apapun yang berlebihan tetap tidak baik. (*)




(iws/iws)

Hide Ads