Meninggal lantaran terseret arus Pantai Kuta, Badung, keluarga besar korban Kadek Yuda Yudyandika akan langsung melakukan pengabenan pada Sabtu esok (21/05/2022).
Paman korban Jero Mangku Nyoman, 52 tahun mengatakan karena meninggalnya korban akibat kecelakaan terseret arus maka disebut Sala Pati.
"Kalau di Bali itu ada upacara nebusan yaitu memanggil roh yang ada di laut agar tidak gentayangan," ujarnya saat ditemui di rumah duka di Banjar Gede Sempidi, Badung, Jumat (20/05/2022) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Sabtu esok pagi, akan dilakukan rangkaian proses penyiraman membersihkan mayat.
"Itu dari dia mandi biasa ke upacara (keluarga besar di Banjar)," paparnya.
Lanjut melakukan Upacara Ngaskara (penyucian) yang kemudian diberikan persembahan ke kuburan.
"Jam 1 dibawa ke kuburan dikremasi (diaben). Besok di aben jam 1 siang (wita) di Setra Ganda Manyu Sempidi," imbuhnya.
Setelah aben diberi waktu 3 hari untuk pembersihan (ngetelunan)
Nantinya, abunya dibawa ke sungai Langon, Sempidi, pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, seorang pria bernama Kadek Yuda Yudyandika (19 tahun) yang merupakan mahasiswa semester 1 di PPLP jurusan tata boga, menjadi korban arus Pantai Kuta usai berolahraga voli.
Kronologi menyebutkan, pada Rabu (18/05/2022) sore ia bersama 6 orang temannya pergi berenang ke pantai Kuta tepatnya di depanMamaka.
Usai bermain voli, Kadek berenang bersama 4 orang temannya. Menurut sang paman arus saat itu kecil. Pada pukul 18.00 wita bendera merah tanda dilarang berenang telah dicabut oleh pihak Balawista.
"Ponakan saya ini gak tahu kalau bendera itu dicabut ya dia berenang padahal arus kecil," beber sang paman.
Sayangnya tepat pukul 18.30 wita korban disedot arus Pantai Kuta dan tidak bisa diselamatkan.
Kadek ditemukan dua hari kemudian yaitu pada Kamis malam pukul 20.30 wita.
Kadek ditemukan terdampar masih dengan menggunakan pakaian yang ia kenakan saat ia terseret arus yaitu celana pendek.
Menurut sang paman ia telah mencari ponakannya hingga ke Tanah Lot dan Tabanan.
Keluarga pun sesungguhnya pasrah jika korban tidak ditemukan.
Sehari kemudian pihak keluarga bertemu anak Indigo di Banyuwangi dan ialah yang menunjukkan bahwa korban masih berada di satu titik.
"Keluarga sudah pasrah ditemukan atau tidak tapi kita sudah pakai dukun ya kalau di Bali itu saya sendiri pemangku jadi kita lakukan berbagai upaya," bebernya.
Dan beruntung malamnya, korban ditemukan pasangan yang tengah berpacaran di pantai Kuta pada pukul 20.30 Wita.
"Kakinya aja yang basah, kalau badannya kering dan jasadnya masih utuh," pungkasnya seraya menegaskan keluarga tidak melakukan visum kepada korban lantaran mengikhlaskan kepergian korban.
(nor/nor)