RSUP Sanglah Siapkan Gedung Khusus Infeksi Antisipasi Kasus Hepatitis

RSUP Sanglah Siapkan Gedung Khusus Infeksi Antisipasi Kasus Hepatitis

Poetri - detikBali
Minggu, 08 Mei 2022 13:37 WIB
Suasana di area masuk RSUP Sanglah Denpasar pada Minggu (8/5/2022)
Suasana di area RSUP Sanglah Denpasar pada Minggu (8/5/2022). Foto: Poetri/detikBali
Denpasar -

Kasus Hepatitis Akut yang hingga kini belum ditemukan penyebabnya membuat beberapa pihak kian waspada.

Sebelumnya, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan hepatitis akut misterius yang menyerang anak-anak usia 1 hingga 16 tahun sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).

Untuk di Indonesia sendiri telah ada laporan mengenai tiga orang anak yang terserang penyakit tersebut hingga meninggal dunia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menyikapi hal tersebut, salah satu Rumah Sakit di Kota Denpasar, Bali, RSUP Sanglah Denpasar pun telah melakukan berbagai persiapan apabila nantinya kasus tersebut terjadi di Bali, khususnya di Kota Denpasar.

Direktur Pelayanan Medis, Keperawatan dan Penunjang RSUP Sanglah Denpasar, Dr. dr. Ketut Ariawati, SpA(K)., menuturkan bahwa untuk di RS Sanglah sendiri hingga saat ini belum ada ditemukan pasien dengan gejala yang mengarah pada Hepatitis Akut.

"Sejak mulai adanya kasus Hepatitis Akut di Indonesia dari Minggu lalu kami sudah menyiapkan untuk antisipasi. Pertama, kami menyiapkan obat-obatan. Jika ada kasus, obat-obatan kami sudah siap," ujar Dr. dr. Ketut Ariawati, SpA(K).

Kemudian, antisipasi yang juga pihaknya siapkan, yakni disediakannya gedung khusus infeksi yang diindikasikan pasien-pasien infeksi.

"Ada dua kamar yang terdiri dari kamar non ventilator dan kamar berisi ventilator. Jadi, ketika kondisi terburuk kami sudah siap," katanya ketika dihubungi detikBali pada Minggu (8/5/2022).

Adapun gejala awal dari kasus Hepatitis Akut ini, kata Ketut Ariawati, diantaranya diare, mual, muntah, hingga sakit perut.

Jika mengalami gejala-gejala tersebut, Ia menyarankan agar pasien segera menuju ke fasilitas kesehatan.

"Jangan sampai sudah tingkat lanjut seperti mata sudah kuning dan warna kencing pekat karena itu sudah terlambat. Kalaupun sudah terlambat segeralah untuk ke Faskes lebih tinggi sehingga bisa ditangani," paparnya.

Menurutnya, penularan Hepatitis akut dapat dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat serta selalu menaati protokol kesehatan.

"Sesungguhnya protokol kesehatan sangat harus dilakukan baik sebelum maupun sesudah pandemi. Ini karena protokol kesehatan sangat penting untuk menjaga kesehatan," jelasnya.

Dirinya pun mengimbau masyarakat agar tidak mudah terpengaruh oleh isu dan berita hoax mengenai penyebab Hepatitis akut.

"Beredar kabar di masyarakat bahwa penyakit ini disebabkan oleh vaksin COVID-19 padahal hingga saat ini belum diketahui penyebab pasti Hepatitis Akut ini. Jangan termakan isu atau hoax-hoax sehingga masyarakat takut untuk imunisasi ataupun vaksinasi," tambahnya.

Disinggung mengenai kasus COVID-19 yang ditangani di RSUP Sanglah, kata Ketut Ariawati, jumlah kasusnya kian menurun.

"Tadinya dari 8 gedung yang terisi pasien COVID-19 sekarang tinggal 1 gedung saja. Dan jumlah kasusnya kini dibawah 10 kasus," ungkapnya.




(kws/kws)

Hide Ads