Kabupaten Badung merupakan pusat pariwisata Bali. Badung memiliki destinasi wisata terbanyak dan akomodasi wisata terlengkap dibanding kabupaten/kota lainnya di Pulau Dewata.
Daerah yang dijuluki dengan sebutan 'Gumi Keris' itu juga menerima kunjungan turis, baik domestik maupun asing, terbanyak dibanding daerah lainnya. Maka, peran Badung sangat vital dalam mendorong pariwisata berkualitas di Bali.
Sektor pariwisata menjadi urat nadi bagi perekonomian masyarakat Bali, khususnya Badung. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung berkomitmen membangun sistem terintegrasi di semua perangkat daerah di pemerintahan menciptakan pariwisata Badung berkualitas dan berdaya saing internasional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bupati Badung I Wayan Adi Arnawa menegaskan visi-misi Bupati dan Wakil Bupati Badung, adalah "Mewujudkan Pariwisata Badung yang Berkualitas Berlandaskan Nilai-nilai Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Hal itu dituangkan dalam tujuh pokok program yang dinamakan 'Sapta Kriya Adi Cipta'.
"Dalam kaitannya mengimplementasikan pariwisata Badung yang berkualitas, kami akan fokus pada pembangunan infrastruktur untuk mendukung sektor pariwisata, termasuk penanganan masalah kemacetan, masalah sampah, air bersih, banjir hingga lampu penerangan jalan," jelas Adi Arnawa saat diwawancarai detikBali, Rabu (19/3/2025).
Adi mengungkapkan telah melakukan pemetaan dan identifikasi terhadap sejumlah masalah yang mendera Badung selama beberapa tahun terakhir. Terutama yang berdampak langsung terhadap sektor pariwisata. Di samping itu, Pemkab Badung telah merancang formula khusus agar bisa menyesuaikan kebutuhan zaman dan tuntutan global.
Pertama, Adi berujar, pertumbuhan kendaraan di Bali, termasuk Badung dengan mobilitas masyarakatnya, terus bertumbuh. Kondisi itu turut menyumbang permasalahan macet, di samping ketidaksiapan infrastruktur jalan untuk menangkal pertumbuhan volume kendaraan.
"Begitu tingginya pendapatan masyarakat sehingga memudahkan masyarakat membeli kendaraan dan memengaruhi terhadap volume kendaraan di Bali, khususnya Badung. Berangkat dari kondisi itu maka tahap awal, di samping menyiapkan transportasi publik, kami mau tidak mau harus membangun infrastruktur jalan dan itu butuh dana yang tidak sedikit," papar mantan Sekda Badung selama tujuh tahun itu.
Sistem terintegrasi lintas sektor, Adi melanjutkan, dibutuhkan untuk saling mendukung satu sama lain. Terbukti, persoalan sampah menjadi fokus pemerintah dalam mendukung upaya pembangunan pariwisata Badung berkualitas karena menyangkut kesan sebagai daerah tujuan wisata dunia.
"Ketiga, kesiapan air bersih. Maklum lah Badung ini tidak hanya melayani penduduk lokal saja, tetapi ada wisatawan, ini juga banyak dan ini cukup berat buat kami. Maka kami sudah minta perangkat terkait untuk segera menindaklanjuti itu dengan berbagai terobosan," beber pejabat asal Pecatu, Kuta Selatan, itu.
Bagi Adi Arnawa, dengan lengkapnya infrastruktur di Badung maka masyarakat mancanegara akan menilai Bali layak untuk dikunjungi. Sebab Badung sudah dikonsep punya daya tarik dan daya saing yang setara dengan standar internasional.
"Bicara kualitas, tidak akan pernah berhenti dari tuntutan dan perubahan. Karena pengertian kualitas ke depan dan saat ini belum tentu sama. Kami juga melihat Badung ini memang hidupnya dari pariwisata. Tidak ada yang lain. Karena pendapatan daerah lebih banyak bersumber dari PHR, maka pemerintah berkomitmen untuk menciptakan sistem terintegrasi antara semua perangkat daerah terkait untuk membangun pariwisata berkualitas ini," tegasnya.
Dengan pembangunan sistem yang matang, pembenahan infrastruktur yang terus dilakukan, maka akan berdampak positif pada pariwisata Badung. Termasuk secara tidak langsung akan menarik wisatawan yang berkualitas pula. Imbasnya, akan menaikkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Badung.
"Kalau bisa Bali ini dijual mahal. Bagaimana kita bisa menjual Bali mahal kalau sarana prasarana kita tidak memadai. Jelas kita punya daya saing. Itulah fokus kami beberapa tahun ke depan bersama Bapak Wakil Alit Sucipta untuk merealisasikan visi-misi kami," pungkas Adi.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Badung I Nyoman Rudiarta menegaskan sinergitas antara perangkat daerah di dalam pemerintahan diperlukan untuk mendukung terciptanya pariwisata berkualitas. Sebab, pariwisata tidak hanya tentang destinasi wisata, melainkan ada komponen pendukung lain seperti akses layanan kesehatan, aksesibilitas, atau infrastruktur.
"Pariwisata itu tentu berkaitan dengan destinasi. Destinasi yang berkualitas itu seperti apa sih? Jadi ada daya tarik yang berkualitas didukung aksesibilitas, sarana-prasarana umum, legalitas karena daya tarik wisata itu harus berbadan hukum, itu penting," kata Rudiarta.
Dinas Pariwisata Badung, Rudiarta berujar, akan berfokus pada tiga pokok program, sesuai misi Bupati dan Wakil Bupati Badung. Dispar Badung akan menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru secara merata di seluruh wilayah Badung melalui optimalisasi potensi wilayah.
"Misi keempat, bagaimana mengintegrasikan pembangunan sektor pertanian dengan pariwisata. Hal ini perlu penguatan dan sinergitas. Kita harus mendukung potensi utama Badung, core bisnis Badung itu pariwisata. Sektor ini semua harus mengarah kepada peningkatan kualitas kepariwisataan yang ada," sebutnya.
Dispar Badung akan terus berkolaborasi dengan aparat terkait untuk menjamin keamanan dan ketertiban. Pengawasan ketat akan dilakukan, bersama Satpol PP, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Perizinan, agar program kepariwisataan berkualitas Badung berjalan sesuai rencana.
(hsa/hsa)