
Bunga The Fed Naik, Dana Asing Mulai 'Cabut' dari Pasar Modal RI
Mengutip data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga pukul 14.49 waktu JATS, dana asing keluar tercatat Rp 686,304 miliar.
Mengutip data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga pukul 14.49 waktu JATS, dana asing keluar tercatat Rp 686,304 miliar.
Gejolak di pasar keuangan pasca kenaikan suku bunga acuan AS tidak akan berlangsung lama. Hal ini seiring dengan keberhasilan program tax amnesty.
BI masih akan mempertahankan suku bunga di level saat ini 4,75%, mengingat tekanan inflasi pada musim liburan menjelang akhir tahun selalu mengalami kenaikan
Naiknya suku bunga acuan bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) sebesar 0,25% ke level 0,75%, membuat banyak mata uang negara-negara lain berguguran.
Dewan Gubernur BI siang nanti akan mempertimbangkan kenaikan suku bunga acuan AS, Fed Fund Rate, yang baru saja naik 0,25% ke level 0,75%.
Dolar AS akan meroket ke level tertingginya di Rp 13.500. Level tersebut akan ditembus jika dolar AS telah mencapai level resisten di Rp 13.440.
Bank sentral AS memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuannya 0,25% ke 0,75%. Meski demikian, suku bunga acuan BI akan ditahan di level saat ini sebesar 4,75%.
Hawkish statement Janet Yellen pasca rapat Bank Sentral yang menyebutkan akan ada kenaikan suku bunga 3 kali di tahun depan membuat dolar AS melambung.
Sesuai antisipasi, The Fed mengumumkan untuk menaikkan suku bunga pada pukul 02.00 dini hari tadi sebesar 25 basis poin atau 0,25% ke level 0,75%.
Mata uang Paman Sam tersebut langsung meroket ke level tertingginya pagi ini di Rp 13.365 atau naik 73 poin dari posisi pembukaan di level Rp 13.292.