
Bupati Lebak Akui Suku Baduy Resah dengan Turis yang Cemari Lingkungan
Permohonan penghapusan destinasi wisata Baduy dipicu karena wisatawan yang kerap mencemari lingkungan.
Permohonan penghapusan destinasi wisata Baduy dipicu karena wisatawan yang kerap mencemari lingkungan.
Isu permohonan penutupan destinasi wisata Baduy mengundang respons dari berbagai pihak. Kali ini Bupati Lebak angkat bicara.
Pemukiman suku Baduy selama ini dikenal sebagai destinasi wisata. Namun ternyata, mereka terusik dengan itu. Mereka ingin Baduy jadi Cagar Alam/Budaya saja.
Beredar kabar bahwa destinasi wisata Baduy diusulkan untuk dihapus. Hal ini dikarenakan wisatawan yang datang kerap mencemari lingkungan.
Masyarakat Baduy merasa terusik dengan hilir mudik pariwisata. Mereka mengajukan permohonan agar menghapuskan kawasan Baduy sebagai destinasi wisata.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) merespons kabar keinginan Suku Baduy untuk dihapus dari destinasi wisata nasional dan Google.
Suku Baduy dikabarkan meminta dihapus dari destinasi wisata nasional, dan juga dari Google. Namun itu bukan berarti Suku Baduy mentah-mentah menolak wisatawan.
Suku Baduy berkirim Surat Terbuka ke Presiden Jokowi meminta untuk dihapus dari destinasi wisata nasional. Lantas, selanjutnya apa?
Suku Baduy ingin dihapus sebagai destinasi wisata. Keinginan itu murni datang dari masyarakat Suku Baduy sendiri.
Suku Baduy meminta agar pemerintah bisa membantu menghapus citra satelit yang ada pada mesin pencarian Google atau menjadi restricted area.