
'Vaksin Nusantara' Masuk Jurnal Internasional, Pakar Sebut Besar di Ongkos
Vaksin COVID-19 berbasis sel dendritik layaknya vaksin Nusantara dinilai potensial. Namun epidemiolog menyorot tingginya ongkos dan kendala produksinya.
Vaksin COVID-19 berbasis sel dendritik layaknya vaksin Nusantara dinilai potensial. Namun epidemiolog menyorot tingginya ongkos dan kendala produksinya.
Vaksin COVID-19 besutan mantan Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto yakni Vaksin Nusantara disorot jurnal internasional. Seperti apa temuannya?
Status vaksin Nusantara yang belum mendapat restu BPOM berdampak pada nasib para relawan. Mereka belum bisa memakai PeduliLindungi karena vaksinnya tak berizin.
BPOM ungkap sejumlah kejadian tak diinginkan (KTD) pada uji fase I mencapai 71,4 persen relawan uji klinis vaksin Nusantara. Pihak RSPAD angkat bicara.
Vaksin Nusantara yang diprakarsai Terawan Agus Putranto sempat membuat heboh. Pada COVID-19, platform dendritik diklaim sebagai yang pertama di dunia.
Vaksin Nusantara yang diprakarsai dr Terawan, penelitiannya dibiayai oleh Litbangkes Kemenkes RI. BPOM masih memantau data fase I yang baru diterima.
Vaksin Nusantara yang diprakarsai dr Terawan sedang menjalani uji klinis fase II. Diklaim sebagai vaksin COVID-19 pertama yang menggunakan sel dendritik.