
Potret Sekolah di Pedalaman Chiang Mai
Sebuah sekolah kecil untuk anak usia dini dibangun di pedalaman Chiang Mai. Ada pelajaran etika, kasih, kerjasama, keterampilan hidup yang diajarkan sejak dini.
Sebuah sekolah kecil untuk anak usia dini dibangun di pedalaman Chiang Mai. Ada pelajaran etika, kasih, kerjasama, keterampilan hidup yang diajarkan sejak dini.
Kondisi MTs Matla'ul Anwar di Kampung Sariak Tanjung, Cigemblong, Lebak ini memprihatinkan. Sudah bertahun-tahun para siswa belajar sambil deprok di atas tanah
Umar Bakri, bocah kelas empat SD di Maros, Sulawesi Selatan, harus menyeberangi sungai untuk ke sekolah. Tak hanya itu, ruang kelas Bakri juga sempit.
Proyek jembatan di Maros terbengkalai. Alhasil, siswa harus berenang ke sekolah.
"Saya diberi nama Umar Bakri, karena orang tua saya memang mau saya jadi guru, seperti di lagu Iwan Fals.," kata Umar
Puluhan siswa yang bertaruh nyawa berenang menyeberangi sungai untuk sekolah. Namun bukannya segera membuat solusi, pemerintah setempat menyalahkan warganya.
Siswa di Maros bertaruh nyawa berenang menyeberangi sungai ke sekolah. Namun hal itu baru diketahui oleh Bupatinya setelah ramai di media massa.
Para siswa ini belajar di tempat mirip pondok dan duduk lesehan. Tidak ada ruang belajar-mengajar seperti sekolah lain.
Siswa dari seberang sungai setiap pagi harus menyeberang sungai untuk ke sekolah. Jika getek rusak, maka menggunakan sampan yang harus didayung sendiri.
Sahidin sudah bertugas sebagai mantri sejak 2006 silam. Statusnya masih tenaga kontrak dengan gaji Rp 600 ribu/bulan.