
Israel Tahan Bantuan, RS di Gaza Akan Berubah Jadi Kuburan Bagi Pasiennya
Krisis bahan bakar di Gaza mengancam operasional RS Al Shifa. Dokter memperingatkan pasien rentan bisa kehilangan akses perawatan medis vital.
Krisis bahan bakar di Gaza mengancam operasional RS Al Shifa. Dokter memperingatkan pasien rentan bisa kehilangan akses perawatan medis vital.
Sekitar 350 pasien gagal ginjal di Gaza terancam meninggal karena dialisis yang dihentikan imbas Israel batasi pasokan bahan bakar untuk wilayah tersebut.
Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza membuka kembali departemen gawat daruratnya. Ini setelah berbulan-bulan ditutup menyusul serangan Israel.
Sejumlah pasien ginjal berjuang untuk mendapatkan cuci darah di tengah runtuhnya layanan kesehatan di Gaza. Begini potretnya.
RS Al Shifa Gaza mengalami kehancuran akibat serangan Israel. Beginilah kondisi sekitar rumah sakit setelah pasukan Israel meninggalkan lokasi, Senin (1/4).
WHO mengungkapkan kondisi Rumah Sakit Al-Shifa, Gaza utara, kini seperti 'banjir darah'. Ratusan pasien yang terluka mulai berdatangan setiap menitnya.
Di tengah keterbatasan medis, pasokan obat, listrik, ambulans, tentara Israel hanya memberikan waktu satu jam untuk evakuasi dokter dan pasien di RS Al Shifa.
Sejumlah bayi di RS Al-Shifa di Gaza harus bertaruh nyawa dikeluarkan dari inkubator. Hal itu akibat tidak ada pasokan listrik di tengah perang Israel-Hamas.
Dirjen World Health Organization, Tedros Adhanom Ghebreyesus, memberikan perkembangan informasi mengenai kondisi RS Al-Shifa di Gaza imbas serangan Israel.