
COVID-19 Mengganas, Warga India Sampai Harus Cari Obat ke Black Market
Akibat ledakan kasus COVID-19, warga India terpaksa ke black market untuk mendapat tabung oksigen dan obat remdesivir. Kapasitas RS juga sudah makin penuh.
Akibat ledakan kasus COVID-19, warga India terpaksa ke black market untuk mendapat tabung oksigen dan obat remdesivir. Kapasitas RS juga sudah makin penuh.
Akibat kasus positif COVID-19 kembali melonjak, India menyetop ekspor obat antivirus remdesivir. Apa dampaknya bagi Indonesia yang juga pakai remdesivir?
Corona di India kembali melonjak, mereka kini melarang ekspor remdesivir di tengah kebutuhan yang meningkat. Adakah dampaknya untuk RI?
India mengumumkan pelarangan ekspor remdesivir, obat antivirus untuk perawatan COVID-19. Lonjakan kasus dan permintaan obat di negara ini jadi penyebabnya.
Remdesivir yang digunakan pasien COVID-19 kritis di RS kini tak disarankan WHO. WHO menegaskan tak ada manfaat yang berarti dari remdesivir.
Remdesivir telah disetujui FDA sebagai obat virus corona di Amerika. Bagaimana dengan Indonesia, apakah punya obat virus corona yang bisa diakses masyarakat?
Badan Pengawas Obat dan Makanan AS menyetujui Remdesivir sebagai obat pertama untuk mengobati pasien yang terinfeksi COVID-19.
Usai diberikan emergency use authorization atau penggunaan darurat Mei lalu oleh BPOM AS, kini remdesivir resmi disetujui BPOM AS sebagai obat COVID-19.
Gilead Sciences Inc mempertanyakan temuan WHO soal antivirus remdesivir. Dikatakan, obat ini hanya memberikan sedikit efek pada pasien virus Corona COVID-19.
Studi terbaru menunjukkan obat Remdesivir gagal mencegah kematian di antara para pasien COVID-19.