
Razia Buku, Imajinasi, dan Ketakutan
Orang-orang yang merazia buku itu tampak seperti sekelompok orang yang membuat penjara bagi orang-orang yang tak bersalah demi ketakutan mereka.
Orang-orang yang merazia buku itu tampak seperti sekelompok orang yang membuat penjara bagi orang-orang yang tak bersalah demi ketakutan mereka.
Peristiwa razia buku yang terjadi di Makassar beberapa waktu lalu menjadi perhatian publik. Ramai-ramai dikecam oleh berbagai kalangan.
Pihak Istana Kepresidenan menegaskan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini sudah jauh dari masa pemerintahan yang melarang buku.
Forum Taman Bacaan Masyarakat (TBM) geram dengan aksi penyitaan dan razia buku-buku Marxisme dan meminta pemerintah agar menindak tegas kasus tersebut.
Kasus razia dan penyitaan buku-buku Marxisme dan yang dianggap 'kiri' mendapat kecaman banyak pihak. Salah satunya dari Forum Taman Bacaan Masyarakat (TBM).
Komite Buku Nasional mengecam keras razia buku Marxisme di sejumlah kota di Indonesia.
Makassar International Writers Festival (MIWF) mengecam keras razia buku yang dilakukan Brigade Muslim Indonesia (BMI). MIWF meminta Presiden Jokowi bersuara.
Komnas HAM mengatakan aksi BMI merazia buku yang dinilai mengajarkan Marxisme tidak boleh dilakukan. Menurutnya, razia buku harus melalui pengadilan.
Menurut Romo Magnis, masyarakat perlu beranjak dari fobia kekanak-kanakan terhadap komunisme, "Karena Marxisme adalah suatu teori yang konyol."
"Kita hidup di dalam masyarakat di mana memang ada orang-orang bodoh," kata Romo Magnis, mencoba memaklumi aksi razia buku Marxisme di Makassar.