
"Nyadong" Berkah Doa Gus Mus
Jangan sekali-kali menciptakan tuhan-tuhan kecil atau bahkan menuhankan diri dengan mengabsolutkan diri kita sendiri.
Jangan sekali-kali menciptakan tuhan-tuhan kecil atau bahkan menuhankan diri dengan mengabsolutkan diri kita sendiri.
Doa juga dilantunkan dalam acara peringatan ke-75 tahun KH Ahmad Mustofa Bisri atau karib disapa Gus Mus yang digelar di klenteng terbesar di Semarang itu.
Di Panggung Penyair Asia Tenggara di Kudus, Sabtu (29/6/2019) malam, sastrawan yang dijuluki penyair balsem ini membacakan puisi yang menyindir perilaku zaman.
FUIB minta maaf kepada Gus Mus terkait puisi. PBNU meminta FUIB tak mengulangi kesalahan.
Gus Mus menceritakan puisi 'Kau Ini Bagaimana atau Aku Harus Bagaimana' yang sempat dipersoalkan oleh pihak tertentu. Bagaimana latar belakang penciptaannya?
Ketum Forum Umat Islam Bersatu (FUIB) Rahmat Himran menganggap laporan tersebut sah-sah saja dan merupakan hak Ganjar Pranowo.
Sebagaimana orang awam yang tak punya kacamata medis jadi norak membaca kasus Dokter Terawan, begitu pula kita yang tak paham puisi perlu menahan diri.
"Bagi kita memaafkan itu prinsip Islam. Jadi orang minta maaf, kita harus besar hati untuk menerima permohonan maaf mereka," kata Sekjen PBNU Helmy Faishal.
Forum Umat Islam Bersatu (FUIB) menunda pelaporan terhadap Ganjar Pranowo ke Bareskrim Mabes Polri terkait puisi yang dibacakannya di salah satu stasiun TV.
FUIB baru mengetahui puisi yang dibacakan Ganjar adalah puisi karya Gus Mus yang dibuat pada 1987.