
Ada PLTS Atap, Pendapatan PLN Diproyeksi Susut Rp 5,7 T/Tahun
Jika pengembangan PLTS atap tembus 3,6 giga watt (GW), maka PLN berpotensi kehilangan pendapatan Rp 5,7 triliun per tahun.
Jika pengembangan PLTS atap tembus 3,6 giga watt (GW), maka PLN berpotensi kehilangan pendapatan Rp 5,7 triliun per tahun.
Pemanfaatan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) memberikan banyak manfaat bagi penggunannya.
Pemerintah harus mencari jalan tengah terkait rencana revisi aturan penggunaan sistem PLTS atap agar tidak ada pihak yang dirugikan.
Pemerintah berkomitmen untuk memenuhi 23% bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) pada 2025. Danone Indonesia pun bergerak membangun PLTS atap hingga 2030 nanti.
Menurut Ali, peluang adanya PLTS atap akan menghadirkan sedikitnya dua manfaat bagi konsumen. Apa saja?
Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) berkapasitas 239 kilowatt peak dibangun di Cikarang. Pembangkit ini disebut sebagai PLTS terbesar di Cikarang.
Perusahaan pelat merah pun diminta untuk berkontribusi pada pemakaian energi ramah lingkungan tersebut.
Pemenuhan listrik melalui energi baru terbarukan mulai diminati perusahaan swasta, salah satunya ialah pembangkit listrik tenaga surya atau PLTS atap.
Dirjen Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Rida Mulyana memperhitungkan, pelanggan PLN bisa balik modal dalam 12 tahun.
Pelanggan PLN yang menggunakan PLTS atap bisa menghemat tagihan listrik hingga 30%.