
Bergejala, Tapi Obat Isoman Gratis Kemenkes Tak Kunjung Tiba? Ini Saran IDI
Beberapa pasien COVID-19 isoman mengeluh tak kunjung dapat paket obat gratis Kemenkes. Lalu jika bergejala, apa yang harus dilakukan? Ini pesan IDI.
Beberapa pasien COVID-19 isoman mengeluh tak kunjung dapat paket obat gratis Kemenkes. Lalu jika bergejala, apa yang harus dilakukan? Ini pesan IDI.
Berdasarkan revisi obat COVID-19 dalam Protokol Tatalaksana COVID-19 5 organisasi profesi, obat ini bukan lagi terapi COVID-19. Apa alasannya? Berbahayakah?
Ramai di media sosial soal video yang beredar terkait produk Oseltamivir Prosphate 75 mg kapsul. Ini kata Indofarma.
Kemenkes memastikan belum ada perubahan terkait penggunaan Oseltamivir dan Azithromycin untuk pasien COVID-19 bergejala ringan karena masih dinilai efektif.
Ketua Satgas IDI, Prof Zubairi Djoerban menegaskan, azithromycin bukan obat COVID-19. Jika pasien COVID-19 isoman terlanjur minum obat ini, adakah bahayanya?
Dokter AS yang belakangan hits di Twitter, dr Faheem Younus, baru-baru ini menyinggung Azithromycin. Antibiotik ini memang banyak diburu untuk isoman COVID-19.
Dokter asal AS, dr Faheem Younus memperingatkan, azithromycin bukan obat COVID-19. Pada penggunaan yang salah, obat ini bisa menyebabkan gangguan jantung fatal.
Rekomendasi terbaru para dokter tak lagi memasukkan Oseltamivir-Azithromycin untuk terapi utama COVID-19. Padahal, keduanya ada dalam paket isoman Kemenkes.
Menurut beberapa penelitian obat Oseltamivir dinilai kurang cocok untuk mengatasi masalah Covid-19. Lalu apa alasan digunakannya Oseltamivir di Indonesia?
Oseltamivir sedang diperbincangkan, sebuah video dari penyintas Covid-19 mengaku mendapatkan efek tidak mengenangkan dari obat tersebut selama masa isolasi.