
Di Tengah Pandemi, Banyuwangi Ekspor 600 Ton Kopi ke Eropa
Di tengah pandemi COVID-19, produk kopi Banyuwangi mencatatkan kinerja positif. Para petaninya mampu mengekspor 600 ton kopi ke pasar Eropa.
Di tengah pandemi COVID-19, produk kopi Banyuwangi mencatatkan kinerja positif. Para petaninya mampu mengekspor 600 ton kopi ke pasar Eropa.
Para pegiat dan pelaku usaha kopi di Banyuwangi mulai menata diri untuk bangkit setelah dihajar dampak pandemi COVID-19. Salah satunya di Kecamatan Kalibaru.
Destinasi di Banyuwangi, kini makin beragam. Yang terbaru adalah Malangsari Food and Coffee Market yang terletak di tengah belantara Perkebunan Kopi Malangsari.
UMKM Ilir Kopi ini bahkan sudah bisa meningkatkan pendapatan petani kopi dengan memberikan pembinaan terkait produksi biji kopi.
Kopi robusta asal Banyuwangi makin diminati pasar Italia. Setelah sebelumnya kopi perkebunan di kaki Ijen, kini kopi dari Perkebunan Malangsari kembali diekspor
Kopi Banyuwangi ini mempertahankan roasting secara tradisional yakni disangrai dengan bahan bakar kayu. Cita rasa yang dihasilkan, hmmmm.... silakan merasakan.
Sebanyak 150 santri dari berbagai pondok pesantren di Banyuwangi mengikuti kelas pengolahan kopi. Barista papan atas, Rendi Anugrah Mahesa, langsung didatangkan
UMKM kopi di Banyuwangi terus menggeliat. Bupati Anas ingin agar pemasaran produk kopi dilakukan melalui platform online.
Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Banyuwangi dimanjakan. Mereka disuguhi kopi gratis buatan UMKM Banyuwangi.
Banyuwangi kini sediakan tempat ngopi baru, yakni di Pasar Sritanjung Banyuwangi. Meski di pasar tradisional, kopi yang ditawarkan kualitasnya sama dengan kafe.