
Pemuda yang Edit Video 'Gus Mus Diskreditkan Kiai Ma'ruf' Sowan Minta Maaf
Pemuda bernama Zainal yang mengedit video Gus Mus untuk mendiskreditkan salah seorang capres di Pilpres 2019 datang menemui Gus Mus. Dia meminta maaf.
Pemuda bernama Zainal yang mengedit video Gus Mus untuk mendiskreditkan salah seorang capres di Pilpres 2019 datang menemui Gus Mus. Dia meminta maaf.
"Yang menyembah Allah itu tidak hanya di Indonesia, di Pakistan di India di Malaysia, di Saudi, di Mesir banyak yang menyembah Tuhan," ujar Gus Mus.
Kunci agar tak terjadi perselisihan akibat perbedaan pilihan politik adalah tidak berlebih-lebihan dalam memberikan dukungan kepada para kandidat.
Ada kesan ulama dan tokoh agama diseret-seret di Pemilu 2019. Gus Mus mengatakan kita sering salah tafsir soal ulama, baik dalam hal definisi hingga istilah.
Pemilu dinilai panas dan keras. Menurut Gus Mus, ada fenomena orang berlebih-lebihan dalam bersikap. Termasuk mengibaratkan pemilu seperti perang badar.
Menurut Gus Mus, suasana pemilu saat ini jelas berbeda dengan Perang Badar. Mengapa kita harus gontok-gontokan hanya karena beda pilihan capres?
Pemilu 2019 dinilai panas dan keras. Orang berlebih-lebihan dalam bersikap. Itu memicu pikiran tak adil. Gus Mus mengingatkan hal tersebut.
KH Mustofa Bisri (Gus Mus) menegaskan pemilu adalah hajatan rutin lima tahunan yang sudah digelar sejak 1955 dan bukan bermusuhan seperti dalam Perang Badar.
Gus Mus mengatakan ide membuat pameran adalah timbulnya keresahan bersama tentang kemanusiaan melihat kondisi bukan hanya di Indonesia, tapi di dunia.
Lalu, bagaimana komentar cawapres Ma'ruf Amin mengenai aksi Sandiaga Uno melangkahi makam KH Bisri Syansuri.